Pojok Jepret

POJOK JEPRET: Sejarah Panjang Melukis dengan Cahaya

HARI ini 177 Tahun silam tepatnya 19 Agustus 1839 foto pertama di dunia di cetak

Penulis: Hasan Sakri Ghozali | Editor: Iwan Al Khasni

Inilah perjalanan Fotografi

Foto dengan judul Boulevard du Temple karya dari Louis-Jacques Mande’ Daguerre yang dibuat pada 19 Agustus 1839 menjadi foto pertama yang berhasil dibuat.

BERDASARKANliterasi, Fotografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Fos” dan “Grafos”. Fos berati cahaya sedangkan Grafos berarti melukis atau menulis sehingga kalau digabung maka berarti melukis dengan cahaya.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, fotografi berarti seni dan proses penghasilan gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Alat paling populer untuk menangkap cahaya adalah kamera.

Tanpa cahaya, foto yang bisa dibuat. Karena proses pembuatan sebuah foto merupakan proses menangkap pantulan cahaya dari obyek yang kemudian direkam oleh media perekam peka cahaya. Untuk mendapatkan pencahayan yang tepat agar mendapatkan perekaman gambar yang tepat maka dibutuhkan alat ukur yang disebut lightmeter.

Seorang fotografer dapat mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam media perekam melalui pengaturan dan mengkombinasikan ISO atau ASA yang banyak digunakan dalam pengukuran film.

Kemudian ditambah dengan kombinasi diafragma atau aperture atau pupil dan mengatur kecepatan membuka dan menutupnya rana sebagai palang pintu cahaya menuju media peka cahaya.

Bagaimana ide pertama fotografi muncul?

Cikal bakal fotografi dimulai oleh seorang filusuf dan penulis Tionghoa bernama Mo-Ti/Mo-Zi/Mo-Chi pada abad ke-5 sebelum masehi. Filsuf Tionghoa mengamati gejala dalam sebuah ruangan gelap. Apabila terdapat sebuah lubang kecil, maka dibagian dalam ruang itu akan ada refleksi pemandangan dari luar ruangan secara terbalik. Mo-Ti merupakan orang pertama yang menyadari fenomena kamera obscura dengan lubang kecil.

Filusuf Yunani, Aristo Teles pada abad ke-3 masehi mulai mengamati dan meletakkan dasar pemikiran tentang bayangan. Kemudian tujuh abad kemudian, pada abad ke-10 seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) membuat kotak yang menangkap cahaya. Prinsip tersbeut kemudian diterjemahkan oleh seorang ahli matematika dan fisika asal Belanda bernama Reinerus Gemma Fricius yang kemudian mematenkan sebuah kotak penangkap bayangan pada tahun 1554.

Pada tahun 1558 ilmuwan Italia bernama, Giambaattista della Porta menyebut “Camera Obscura” pada sebuah alat penangkap bayangan yang digunakan sebagai alat bantu melukis dengan prisip seperti yang dikemukakan AL-Hazen.

Berawal dari masa itu, fotografi sendiri mulai populer setelah seorang astronom sekaligus ahli kimia dan ahli matematika dari pada tahun 1839 melakukan eksperimen dalam bidang fotografi, yaitu Sir John Frederick William Herschel.

Berbagai penelitian dilakukan mulai pada awal abad ke-17 ,seorang ilmuwan berkebangsaan Italia, Angelo Sala, menemukan fenomena bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya warnanya akan berubah menjadi hitam. Dalam percobaan selanjutnya Angelo Sala menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak. Tapi ia gagal mempertahankan gambar secara permanen.

Sekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood, seorang berkebangsaan Inggris bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada kamera obscura berlensa, namun gagal.

Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama juga walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui kamera obscura tanpa lensa.

Pertama kali citra dapat direkam secara permanen menggunakan teknik atau proses Heliogravure atau Heliograp olehseniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce

pada tahun 1824. Joseph-Nicephore Niepce berhasil membuat perekaman permanen setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam berlapis bitumen.

Ia melanjutkan percobaannya hingga tahun 1826, inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

Halaman
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved