Yogyakarta Lahan Pasar Narkotika Internasional
Kota Yogyakarta sudah bukan lagi sebagai daerah transit jalur distribusi narkoba, tapi sudah menjadi pasar potensial dan lahan distribusi narkoba.
Penulis: Victor Mahrizal | Editor: oda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar kini telah berubah menjadi lahan baru peredaran narkoba.
Fakta ini terlihat dari tingginya angka kasus penggagalan peredaran narkoba dalam jumlah banyak.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY, Soetarmono mengatakan, saat ini Kota Yogyakarta sudah bukan lagi sebagai daerah transit jalur distribusi narkoba, tapi sudah menjadi pasar potensial dan lahan distribusi narkoba dari jaringan internasional.
"Sindikat Internasional itu tahu pasar di Yogya besar. Ada suplai dan demand secara ekonomi yang sangat tinggi terutama pengguna muda di usia SMA dan mahasiswa," ujar Soetarmono di kantor Tribun Jogja, Jumat (1/4/2016).
Menurut Soetarmono, sesuai riset yang dilakukan Universitas Indonesia (UI), jumlah pengguna narkoba di Yogyakarta cenderung bertambah setiap tahunnya.
Pada 2008 jumlah pemakai narkoba di DIY mencapai 68.981 orang atau nomor dua setelah DKI Jakarta. Tahun 2011 naik tajam menjadi 83.952 orang, dan pada 2014 sebanyak 62.028 orang atau turun rangking ke delapan se-Indonesia.
Oleh karena itu, lanjut Soetarmono, pihaknya sedang gencar-gencarnya melakukan operasi pemberantasan penyalahgunaan narkoba dan sosialisasi agar menurunkan angka pemakai narkoba di Yogyakarta.
"Terakhir di tahun 2015, DIY mampu mengurangi sedikit jumlah pemakai narkotika menjadi 61.182 namun masih bertahan di rangking ke delapan nasional,” imbuhnya.
Sebagai bukti, BNNP DIY telah menggagalkan penyelundupan sabu seberat 2.675 gram, atau senilai Rp 4 miliar yang disembunyikan dalam mesin pompa air.
Sabu itu diduga berasal dari Tiongkok dan masuk lewat pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. (tribunjogja.com)