Yogyakarta
Duduk Perkara di TPST Piyungan
Kata dia, ketika sedang padat, antrean dump truk yang mengangkut sampah bisa mengular sampai satu kilometer.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sudah tiga hari, sejak Sabtu sore, proses buang dan bongkar sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu [TPST] Piyungan tersendat.
Sebabnya, bukan karena para armada truk--pengangkut sampah--malas mengambil sampah.
Tetapi karena lokasi pembuangan akhir sampah di Piyungan, Kabupaten Bantul diblokade oleh warga.
Mereka kecewa dan merasa dirugikan.
Karena jalan kampung sebagai akses aktivitas warga kondisinya kotor dan becek.
Apalagi saat musim hujan, sampah menimbulkan bau tidak sedap.
"Ada tuntutan warga yang harus dipenuhi supaya truk bisa membuang sampah di tempat pembuangan," kata Maryono, Ketua Komunitas Pemulung Makaryo Adi Ngayogyakarto (Mardiko), Minggu (24/3/2019).
Baca: TPST Piyungan Ditutup, DLH Kota : Momentum Mendidik Masyarakat
Ia pagi itu, tanpa seremoni, didaulat oleh rekan-rekannya untuk menjadi juru bicara warga.
Ada sejumlah tuntutan, atas nama warga yang disebutkan oleh Maryono.
Antara lain pengelolaan sampah di TPST Piyungan harus dikelola dengan baik.
Sehingga tidak menimbulkan antrean panjang.
Kata dia, ketika sedang padat, antrean dump truk yang mengangkut sampah bisa mengular sampai satu kilometer.
"Kondisi ini sangat menggangu aktivitas warga," tuturnya.
Terlebih, lanjut Maryono, dump truk yang setiap hari lalu lalang mengangkut sampah mengakibatkan jalan perkampungan rusak.
"Kami minta jalan becek dibenahi. Dari bawah sampai atas," katanya lagi.