Kulon Progo

Kasus HIV/AIDS di Kulon Progo Cenderung Meningkat

Pemantauan terhadap hotspot atau lokasi potensial penyebaran penyakit menular itu terus dikencangkan.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
ilustrasi 

Prostitusi Liar di Kawasan Tambang Pasir Rawan Terjadi Penularan

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Jumlah penderita HIV/Aids di Kulon Progo tercatat meningkat tajam belakangan ini.

Pemantauan terhadap hotspot atau lokasi potensial penyebaran penyakit menular itu terus dikencangkan.

Dinas Kesehatan Kulon Progo mencatat selama 2018 lalu ada temuan kasus baru sebanyak 53 penderita meski 10 penderita di antaranya sudah meninggal dunia.

Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah penderita hanya berkisar 25 orang saja dan di 2017 ada 30 penderita.

Baca: Penyebab Terbesar Penularan HIV/Aids di DIY Karena Faktor Seks Bebas

Temuan kasus baru itu diduga juga belum sepenuhnya mengungkap angka riil jumlah penderitanya.

Dari pemetaan yang dilakukan, Dinkes memprediksi ada sekitar 450 orang penderita HIV/Aids sedangkan yang berhasil ditemukan baru 10-15 persen saja.

"Kasus HIV/Aids ini seperti fenomena gunung es. Baru sedikit yang bisa kami temukan sedangkan yang belum terungkap dimungkinkan masih sangat banyak. Target kami adalah menemukan kasusnya sekaligus mencegah resiko penularannya dengan mencari hotspot atau titik-titik yang berpotensi terjadi penularan melalui kontak darah maupun seksual," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kulon Progo, Baning Rahayujati, Minggu (24/3/2019).

Titik kerawanan itu antara lain di tempat hiburan karaoke di wilayah Temon, Alun-alun Wates, hingga area penambangan pasir dan lainnya.

Di titik rawan ini, Dinas Kesehatan bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) membuka konsultasi sekaligus penawaran tes secara sukarela.

Setidaknya, dalam satu tahun ada 10 titik yang disasar konsultasi dan tes sukarela tersebut.

Selain itu, pendampingan rutin juga dilakukan bagi kepada beresiko.

Seperti kaum homoseksual, waria, penghuni rumah tahanan bahkan ibu rumah tangga yang kini juga berisiko terkena HIV AIDS.

Terhadap ibu hamil, Dinkes melakukan screening agar jika mengidap HIV AIDS tidak menularkan kepada anaknya.

Baca: Komisi Penanggulangan Aids Susun Strategi Tangani Kasus HIV/Aids di Yogyakarta

"Puji Tuhan, seluruh ibu hamil yang kami periksa itu semuabya negatif HIV/Aids. Namun, untuk Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) memang ada yang sedang hamil," kata Baning

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved