Bantul

Terlama, Rekor Macapat Massal 72 Jam Nonstop Dipecahkan di Bantul

Rekor baru ini dipecahkan Bantul melalui pembacaan macapat massal dalam kurun waktu tiga hari tiga malam di Bangsal Sasana Kridha.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Macapat massal 72 jam nonstop di bangsal Sasana Kridha. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin.

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL- Pemerintah Kabupaten Bantul, melalui Dinas Kebudayaan mencetak sejarah baru dengan sukses menggelar macapat massal 72 jam nonstop.

Rekor baru ini dipecahkan Bantul melalui pembacaan macapat massal dalam kurun waktu tiga hari tiga malam di Bangsal Sasana Kridha.

Baca: Macapat 72 Jam Nonstop di Bantul, Tembangkan Serat dan Babad Naskah Kuno

Di mulai dari hari Selasa (23/10/2018) sampai Jumat (26/10/2018) pukul 10.00 WIB.

Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Sunarto mengatakan, melaksanakan macapat massal nonstop 72 jam ini merupakan perbaikan rekor pada tahun 2008 silam yang pernah diraih kabupaten Bantul.

"Kabupaten Bantul telah melakukan 48 jam macapat tanpa henti pada tahun 2008 dan saat itu tercatat rekor MURI (museum Rekor Indonesia). Hanya saja di tahun 2018 ini tidak mengundang MURI," tuturnya, saat ditemui Tribunjogja.com di Bangsal Sasana Kridha, Jumat (26/10/2018).

Kalau melihat catatan rekor MURI dalam sejarah pembacaan macapat, kata Sunarto, rekor saat ini masih dipegang oleh kota Solo dengan pembacaan macapat selama 50 jam.

"Tapi di Bantul hari ini kita pecahkan 72 jam nonstop," terang dia.

Atas pemecahan rekor baru ini, lanjut Sunarto, pihaknya merasa sangat senang dan bangga.

Terlebih pembacaan macapat massal 72 jam nonstop diakui Sunarto bukan hanya diikuti oleh orang dewasa.

Namun, juga diikuti oleh para pelajar yang ada Bantul, dari mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas/sederajat.

"Saya senang dan bangga, ternyata partisipasi datang juga dari para pelajar," ungkapnya.

Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, macapat massal 72 jam nonstop diikuti oleh 24 kelompok dari masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Bantul.

Pakaian yang dikenakan juga terbilang unik, para pembaca macapat mengenakan pakaian adat Jawa gagrag Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sementara untuk pelajar, sesuai dengan seragam sekolah masing-masing.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved