Bantul
21 Tahun Berjualan Siomay, Mbah Jamilah Asal Bantul Ingin Tetap Mandiri di Usia Tua
Tubuhnya yang sudah sedikit membungkuk tetap kuat mendorong sepeda berisi kronjot siomay, terkadang ia mengayuhnya.
Penulis: say | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Orang-orang harus membantu memegangi sepeda mbah Jamilah, saat wanita tua itu berhenti di kawasan Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul, untuk melayani sejumlah pembeli siomay.
Standar sepeda pancalnya yang tua tak mampu menopang kronjot berisi siomay, yang memiliki beban cukup berat.
Siang itu, Sabtu (7/7/2018), mbah Jamilah, penjual siomay asal Gunungan, Sumbermulyo, Bambanglipuro, baru saja berjualan dari sebuah sekolah dasar (SD) di kawasan tersebut.
Ia sedang dalam perjalanan untuk mangkal di depan sebuah swalayan di Ganjuran.
Baca: Dinsos P3A Bantul Keluarkan 3149 Lembar SKTM
Tubuhnya yang sudah sedikit membungkuk tetap kuat mendorong sepeda berisi kronjot siomay, terkadang ia mengayuhnya.
Tangannya yang keriput juga cekatan saat melayani para pembeli.
"Mau pedas atau tidak?" tanya mbah Jamilah pada seorang pembeli.
Pada TribunJogja.com, wanita 71 tahun itu bercerita, dirinya sudah berjualan siomay selama 21 tahun.
Awalnya untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarga.
Namun ternyata, ia senang melakukannya dan hingga kini masih berjualan siomay.
Baca: Kisah Inspiratif Wanita Juragan Batik Asal Bantul Pilih Jadi Tukang Ojek Online
Meskipun keenam anaknya sudah besar dan menikah, tetapi tak lantas membuat mbah Jamilah hanya ingin berpangku tangan saja.
Ia mengaku ingin tetap mandiri di usia tua dan tak ingin menggantungkan hidup pada anak.
"Anak saya enam, sudah menikah semua. Hasil jualan ya buat kebutuhan sendiri, dikasihkan ke cucu, sama buat senang-senang sendiri," ujar mbah Jamilah.
Suami mbah Jamilah sudah lama meninggal dunia.
Selama berjualan, mbah Jamilah juga merasakan suka duka.
Hanya saja ia tak terlalu mempermasalahkannya, karena tetap bersyukur apa pun yang ia peroleh. (*)