Gultik: Kuliner Legendaris dari Tikungan Blok M yang Tak Pernah Sepi

Ringkasan Berita:

• Gultik (Gulai Tikungan) adalah kuliner kaki lima legendaris dari Blok M, Jakarta Selatan.
• Rasanya gurih, berkuah santan ringan, dengan rempah khas yang menggoda.
• Bisa dibuat di rumah dengan bahan sederhana namun cita rasa tetap otentik.

TRIBUNJOGJA.COM - Bagi warga Jakarta, nama Gultik pasti sudah tak asing lagi.

Singkatan dari Gulai Tikungan, kuliner satu ini sudah menjadi ikon malam hari di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. 

Aromanya yang menggoda, kuah santannya yang kaya rempah, dan harganya yang ramah di kantong membuat Gultik selalu diburu penikmat kuliner dari berbagai kalangan.

Gultik bukan sekadar gulai biasa.

Ia adalah potret kuliner kaki lima yang bertahan puluhan tahun di tengah hiruk pikuk ibu kota. 

Di setiap malam, puluhan gerobak pedagang berjejer di tikungan Jalan Mahakam hingga sekitar Blok M Plaza. 

Asap tipis dari kuah gulai yang hangat seolah menjadi penanda bahwa Jakarta belum benar-benar tidur.

Sejarah Panjang dari nama "Gultik"

Awal mula Gultik konon muncul di tahun 1980-an.

Saat itu, beberapa pedagang gulai yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah, membuka lapak sederhana di area tikungan Jalan Mahakam, Blok M.

Karena lokasinya berada di tikungan jalan, masyarakat kemudian menjulukinya dengan sebutan “Gulai Tikungan”, atau yang kini lebih akrab disingkat Gultik.

Meskipun awalnya hanya dijual menggunakan meja lipat dan gerobak kayu, lambat laun kuliner ini berkembang pesat.

Harga yang murah serta cita rasa yang kuat membuat Gultik menjadi destinasi kuliner malam yang tak pernah sepi.

Hingga kini, lebih dari 40 pedagang masih setia berjualan di kawasan yang sama.

Cita Rasa yang Tak Tergantikan

Sekilas, Gultik terlihat seperti gulai pada umumnya.