Rendang Sumatera Barat: Asal-usul, Makna Filosofi, Rahasia Kelezatan dan Cara Membuat

Di balik kelezatannya, tersimpan filosofi hidup tentang kesabaran, kebersamaan, dan perjuangan.

|
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso

3. Masukkan daging
•Masukkan potongan daging, aduk rata sampai semua daging terbalut bumbu dan berubah warna (± 5 menit). Ini membantu bumbu meresap.

4. Tuang santan & masak perlahan
•Tuang santan, tambahkan serai, daun jeruk, daun kunyit, dan asam kandis. Aduk perlahan.
•Masak dengan api kecil dan biarkan mendidih perlahan saja, jangan gunakan api besar. Aduk sesekali agar santan tidak pecah dan tidak gosong di dasar wajan.
•Setelah mendidih, kecilkan api, tutup wajan digeser sedikit  supaya uap keluar sedikit.

5. Proses pengurangan
•Masak terus selama 3–4 jam untuk rendang kering/darek. waktu bisa 2–3 jam kalau mau versi lebih basah/kalio.
•Pada 1–2 jam pertama, aduk setiap 10–15 menit. Setelah santan mulai mengental, aduk lebih sering supaya tidak gosong (setiap 5–10 menit).
•Saat santan menyusut dan berubah warna menjadi coklat tua, tekstur daging menjadi empuk dan bumbu mengental itu tanda rendang hampir jadi.
•Cicipi untuk koreksi rasa dan tambahkan garam jika kurang asin. Jika terlalu kental atau mulai gosong, tambahkan sedikit air panas dan kecilkan api.

6. Penyajian & penyimpanan
•Sajikan dengan nasi hangat, sambal lado, atau lalapan.
•Rendang bisa tahan 2–3 hari di suhu ruang (jika benar-benar kering) atau 1 minggu di kulkas untuk penyimpanan lama.

Tips penting
•Santan pecah (minyak terpisah dari air) bukan masalah besar. Lanjutkan masak dengan api kecil hingga pada akhirnya minyak dan bumbu akan menyatu memberi rasa pekat.
•Daging keras berarti belum cukup lama dimasak, tambahkan 30–60 menit lagi dan pastikan api kecil.
•Terlalu asin bisa tambahkan sedikit santan atau tambahkan gula sedikit untuk menyeimbangkan.
•Agar bumbu meresap potong daging agak besar dan masak perlahan, bumbu akan masuk ke serat daging selama proses.
•Pengganti asam kandis bisa pakai asam jawa (1 sdm) untuk memberi rasa sedikit asam segar.

Rendang bukan hanya soal makanan, tapi juga cerita panjang tentang warisan budaya dan ketekunan masyarakat Minangkabau.

Dari dapur tradisional hingga meja makan modern, rendang tetap menjadi simbol kelezatan yang tak lekang oleh waktu.

Dengan cita rasa gurih pedas yang meresap, rendang membuktikan bahwa kuliner Indonesia mampu berbicara di kancah dunia.

Satu suapan saja cukup untuk membuat siapa pun jatuh cinta, itulah kekuatan sejati dari rendang Sumatra Barat.

(MG HAJAH RUBIATI) 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved