Kue Putu : Jajanan Legendaris dengan Suara Uap yang Bikin Nostalgia
Siapa yang tidak kenal suara khas “tiit… tiit…” yang terdengar di malam hari dari kejauhan?
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Ringkasan Berita:
- Suara kukusan kue putu jadi nostalgia masa kecil.
- Kue putu tetap digemari di era modern.
- Aroma pandan dan gula merah jadi ciri khasnya.
TRIBUNJOGJA.COM - Siapa yang tidak kenal suara khas “tiit… tiit…” yang terdengar di malam hari dari kejauhan?
Suara itu berasal dari alat kukus pedagang kue putu, jajanan tradisional yang masih bertahan hingga sekarang.
Meski zaman sudah modern, aroma harum pandan dan gula merah yang keluar dari kukusan bambu tetap punya tempat tersendiri di hati banyak orang.
Kue putu bukan sekadar camilan.
Ia adalah bagian dari kenangan masa kecil bagi banyak warga Indonesia, terutama mereka yang tumbuh di pedesaan atau pinggiran kota.
Dengan bentuk silinder kecil berwarna hijau muda dan taburan kelapa putih di atasnya, kue ini selalu menggoda siapa saja yang melihatnya.
Baca juga: 15 Kue Tradisional Indonesia yang Masih Populer Hingga Kini
Asal-usul Kue Putu
Kue putu dipercaya berasal dari Pulau Jawa dan sudah ada sejak masa kolonial.
Nama "putu bambu" muncul karena cetakannya menggunakan potongan bambu kecil yang diisi adonan tepung beras dan gula merah, lalu dikukus hingga matang.
Dari proses sederhana itu muncul bunyi khas saat uap keluar dari alat kukusnya.
Kini, pedagang kue putu masih bisa ditemui di berbagai kota, meski jumlahnya mulai berkurang.
Mereka biasanya berkeliling dengan gerobak sederhana, dan aroma kukusan kue putu sering kali menjadi tanda bahwa camilan hangat itu sudah siap disantap.
Bahan Sederhana, Rasa Tak Tergantikan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.