Kue Putu : Jajanan Legendaris dengan Suara Uap yang Bikin Nostalgia
Siapa yang tidak kenal suara khas “tiit… tiit…” yang terdengar di malam hari dari kejauhan?
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
5. Sajikan hangat.
Setelah matang, keluarkan kue dari bambu menggunakan pendorong kecil. Taburi dengan kelapa parut yang telah diberi sedikit garam. Sajikan hangat-hangat karena saat itu gula merah di dalamnya masih meleleh, inilah bagian paling nikmatnya!
Aroma Pandan dan Sensasi “Meledak” di Mulut
Kue putu yang baru matang punya sensasi unik saat disantap.
Begitu digigit, gula merah cair di dalamnya langsung meleleh dan berpadu dengan tepung beras yang lembut serta kelapa yang gurih.
Rasanya manis, tapi tidak berlebihan. Ditambah aroma pandan yang wangi, siapa pun pasti tergoda untuk mengambil lagi dan lagi.
Tidak hanya soal rasa, kue putu juga punya daya tarik dari sisi aroma kukusan bambunya.
Banyak orang mengatakan, aroma khas itu tidak bisa tergantikan oleh alat logam modern.
Inilah yang membuat versi tradisionalnya tetap dicari, meski kini ada yang menggunakan cetakan logam atau silikon untuk alasan praktis.
Kue Putu dan Maknanya dalam Budaya Indonesia
Lebih dari sekadar makanan, kue putu punya nilai budaya yang dalam.
Dulu, pedagang keliling kue putu sering dianggap sebagai bagian dari kehidupan malam di kampung.
Suaranya menjadi tanda bahwa malam mulai tenang dan warga bisa menikmati camilan sebelum tidur.
Banyak anak kecil yang menunggu bunyi peluit kukusan kue putu, lalu berlari keluar rumah dengan uang receh di tangan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.