Sejak 2020, Korea Utara Semakin Banyak Jatuhi Hukuman Mati bagi Warga yang Nonton Film Asing

TRIBUNJOGJA.COM, PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara memberikan hukuman mati bagi warganya yang ketahuan menonton dan menyebarkan film asing di negaranya.

Hukuman mati itu dilakukan oleh militer di depan publik dengan tujuan memberikan efek jera bagi masyarakat supaya tidak melakukan hal serupa.

Jumlah warga yang dijatuhi hukuman mati ini semakin meningkat sejak 2020 lalu.

Temuan ini merupakan hasil laporan terbaru Kantor Hak Asasi Manusia PBB, sebagaimana dilansir Euronews, Jumat (12/9/20250).

Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan hasil dari wawancara yang dilaksanakan oleh PBB, hukuman mati langsung dilakukan setelah warga terbukti bersalah menonton atau menyebarkan film asing.

Hukuman mati itu dilakukan oleh regu tembak di depan publik.

Di sisi lain, laporan juga menyoroti pelanggaran terhadap hak dasar warga Korea Utara atas pangan.

Kebijakan negara disebut menjadi penyebab terjadinya kelaparan.

Dalam laporannya, PBB juga menyebutkan adanya praktik kerja paksa di lokasi berbahaya, termasuk di tambang batu bara.  

Baca juga: Penampakan Kapal Perang Korea Utara yang Nyaris Tenggelam di Galangan Kapal Chongjin

Anak yatim dan keluarga miskin disebut menjadi kelompok yang paling sering dipaksa melakukan pekerjaan berisiko tersebut.

Laporan PBB ini disusun berdasarkan wawancara dengan lebih dari 300 pelarian Korea Utara selama satu dekade terakhir.

 Hasilnya menyimpulkan bahwa negara itu kini semakin tertutup dibanding sebelumnya.

Warga Korea Utara disebut terpapar propaganda tanpa henti dari negara sepanjang hidupnya.

Tingkat pembatasan di sana bahkan dinilai lebih buruk dibanding negara lain. 

Seorang pelarian mengungkapkan, peningkatan razia beberapa tahun terakhir bertujuan menutup mata dan telinga rakyat.