Berita Magelang

Fakta-fakta Bunga Tabebuya Mulai Bermekaran di Jalanan Kota Magelang

Pohon Tabebuya yang ditanam disejumlah titik kawasan wilayah Magelang menarik perhatian tiap kali berbunga.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/ Yuwantoro Winduajie
BUNGA MEKAR: Pohon tabebuya bermekaran di Jalan Raya Magelang–Jogja, Senin (25/8/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Pohon Tabebuya yang ditanam disejumlah titik kawasan wilayah Magelang menarik perhatian tiap kali berbunga.

Saat berbunga, pohon yang memiliki ketahanan hidup yang sangat tinggi ini tampak indah dipandang mata. 

Dan seperti tahun, tahun sebelumnya, pohon tabebuya yang ditanam di sejumlah jalan protokol Kabupaten Magelang, bunga mulai bermekaran. 

Warna bunganya kuning keemasan dan merah muda itu tampak menghiasi Jalan Raya Magelang–Jogja, mulai dari kawasan Artos Mall Mertoyudan hingga Blondo, serta di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, Sawitan.

Berikut adalah sejumlag fakta Pohon Tabebuya dirangkum Tribunjogja.com dari disperkimtan.palangkaraya.go.id dan ptpth.dishut.jatimprov.go.id: 

1. Pohon Tabebuya 

Nama Latin: Handroanthus chrysotrichus

Asal: Brasil, khususnya hutan Amazon

Namun dia juga dijuluki sakura tropis karena kemiripan bentuk bunganya dengan bunga sakura Jepang.

2. Bunga Tabebuya

Warna bunga: 
Kuning, putih, merah muda, magenta, dan ungu2

3. Panjang bunga: 
3–11 cm, tumbuh bergerombol di satu tangkai

4. Musim berbunga: 

Umumnya dari awal musim kemarau hingga menjelang musim hujan. 

Tabebuya pada musim berbunganya mampu menghasilkan jumlah bunga yang sangat banyak dan tidak putus sejak awal musim kemarau hingga menjelang musim hujan.

5. Manfaat 

Pohon Tabebuya adalah pohon penghijauan dan juga pelindung dari polusi. 

Dia termasuk pohon yang dapat menyerap air dengan sangat baik. 

Berpotensi Mekar Dua Kali

Kabid Bidang Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Kearifan Lokal (PKKLH) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, Joni Budi Hermanto, menjelaskan, mekarnya tabebuya tahun 2025 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Hal itu dipengaruhi kondisi iklim yang disebut sebagai kemarau basah.

“Ini sangat bergantung pada masing-masing lokasi. Tingkat kelembapan di setiap pohon berbeda. Kalau cadangan airnya masih cukup, justru tidak berbunga. Tapi kalau panas lagi, kemungkinan akan berbunga,” ujarnya, Senin (25/8/2025).

Menurutnya, tabebuya tahun ini baru sekali berbunga. 

Namun, tidak menutup kemungkinan bisa berbunga dua kali dalam setahun.

“Ada kemungkinan nanti bisa berbunga lagi, kalau musim panas berlanjut kemudian beralih ke musim hujan,” imbuhnya.

Ia menambahkan, di jalur utama Muntilan tabebuya belum berbunga karena pohon-pohon di kawasan tersebut rutin mendapat siraman setiap hari. 

Tingkat kelembapan yang masih terjaga membuat bunganya belum muncul.

“Kalau di Mertoyudan penyiraman tidak terlalu intens, tanahnya juga berbeda. Semakin gersang tanahnya, tabebuya dewasa akan lebih cepat berbunga,” kata Joni.

Sementara itu, warga setempat, Santo, mengaku senang dengan mekarnya tabebuya yang membuat jalan terlihat lebih asri. 

“Kalau lewat sini rasanya adem, apalagi pas siang panas. Bunganya bagus banget, jadi serasa kayak lagi di luar negeri,” ucapnya. (Tro)

Baca juga: Pertama Kali Terjadi, Bunga Tabebuya di Magelang Mekar Empat Kali dalam Setahun

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved