Langkah Besar Pertamina: Restrukturisasi Anak Usaha dan Perkuat Bisnis Inti Migas

PT Pertamina mengambil sejumlah langkah strategis untuk meningkatkan kinerja sekaligus untuk memperkuat posisinya

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
PT Pertamina
Logo Pertamina 

 

Ringkasan Berita:
  • Pertamina merampingkan bisnis nonmigas dengan melepas empat anak usaha (IHC, Patra Jasa, Pelita Air, PertaLife–Tugu Insurance) serta menutup dua entitas di London dan Singapura.
  • Konsolidasi dilakukan dengan BUMN sejenis di bawah koordinasi Danantara untuk efisiensi dan penyelarasan bisnis.
  • Pertamina memastikan kinerja tetap kuat sambil menjalankan strategi pertumbuhan ganda dan transisi menuju energi rendah karbon.
 

 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - PT Pertamina mengambil sejumlah langkah strategis untuk meningkatkan kinerja sekaligus untuk memperkuat posisinya.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pertamina adalah melakukan perampingan usaha di luar bisnis inti di sektor migas.

PT Pertamina secara resmi melepas 4 anak usaha di luar sektor migas dan menutup dua entitas yang berbasis di London dan Singapura.

Empat anak usaha yang dilepas oleh Pertamina yakni  PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC), dimana sahamnya akan dialihkan ke Danantara.

Lalu, PT Patra Jasa yang mengelola sembilan hotel dan resort akan dilebur dengan PT Hotel Indonesia Natour (HIN), bagian dari InJourney.

Selanjutnya Pelita Air Service (PAS) akan bergabung dalam ekosistem PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Sementara di sektor asuransi, PertaLife Insurance dan Tugu Insurance akan dikonsolidasikan dengan Indonesia Financial Group (IFG).

Lalu dua entitas yang ditutup adalah TRB London (Limited), yang likuidasinya rampung Februari 2025, dan Pertamina Energy Services Pte. Ltd (PES) di Singapura yang selesai Juli 2025.

TRB London sebelumnya bergerak di bidang reinsurance broker dan berada di bawah Tugu Insurance, sementara PES fokus pada perdagangan minyak mentah dan produk kilang.

Baca juga: Harga BBM Naik Lagi per November 2025, Pertamina hingga Vivo Kompak Sesuaikan Tarif

Dikutip dari Kompas.com, Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, menyampaikan bahwa pelepasan empat anak usaha nonmigas ini dilakukan melalui konsolidasi dengan BUMN sejenis yang dikoordinasikan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). 

“Sedang dilakukan proses konsolidasi terhadap empat sektor bisnis yang dimiliki Pertamina di bawah naungan Danantara,” ujar Agung dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (19/11/2025) dikutip dari Kompas.com.

Agung menyebut proses pengalihan saham anak perusahaan Pertamina ke Danantara saat ini tengah berlangsung.

Sementara untuk sektor perhotelan, kata Agung, nantinya PT Patra Jasa yang selama ini mengelola 9 hotel dan resort akan dilebur dengan PT Hotel Indonesia Natour (HIN), bagian dari InJourney.

“Dengan kajian yang dipimpin oleh HIN, akan dilakukan implementasi proses konsolidasi ini,” kata Agung. 

Sementara di sektor asuransi, PertaLife Insurance dan Tugu Insurance akan dikonsolidasikan dengan Indonesia Financial Group (IFG).

“Secara bertahap ini bukan hanya Pertamina, tapi banyak sekali berbagai perusahaan asuransi di ekosistem BUMN yang akan dikonsolidasikan,” ujar Agung.

Untuk dua entitas di luar negeri yang ditutup, kata Agung, proses likuidasinya sudah selesai pada 2025 ini.'

“Di tahun 2025 ini telah selesai dilakukan likuidasi dua entitas perusahaan yang tidak lagi memiliki kontribusi strategis sebagai langkah perampingan,” kata Agung. 

Di tengah perombakan besar ini, Pertamina memastikan kinerja keuangan dan operasional tetap terjaga sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyebut bahwa perusahaan menjalankan “Dual Growth Strategy” untuk memaksimalkan bisnis konvensional sekaligus mempercepat transisi energi rendah karbon.

 Strategi ini diarahkan untuk mendukung swasembada energi, meningkatkan produksi migas, dan menyediakan energi bersih yang terjangkau.

Capaian operasional menunjukkan tren positif: produksi migas tetap di atas 1 juta MBOEPD, yield valuable kilang di atas 83 persen, volume penjualan melewati 100 juta KL, dan niaga gas stabil di atas 300 juta MMBTU.

Simon menekankan pentingnya percepatan pembahasan Revisi UU Migas sebagai langkah strategis menghadapi tantangan energi nasional.

“Dengan regulasi yang tepat, kita dapat mengubah tantangan menjadi peluang dan menjadikan energi sebagai pilar kedaulatan bangsa,” ujarnya.

Langkah ini sekaligus memperkuat posisi Pertamina menuju target Net Zero Emission 2060. (*)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com.

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved