Profil Singkat 10 Tokoh yang Dianugerahi Pahlawan Nasional
Berikut 10 tokoh nasional yang mendapatkan anugerah Pahlawan Nasional dari Presiden Prabowo Subianto.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
5. Hajjah Rahma El Yunusiyyah, tokoh dari Sumatera Barat
Hajjah Rahmah El Yunusiyyah adalah tokoh perempuan pelopor pendidikan Islam modern di Indonesia, khususnya di bidang pendidikan untuk perempuan.
Ia dikenal sebagai pendiri Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang, lembaga pendidikan perempuan pertama di Indonesia (dan bahkan di Asia Tenggara) yang berlandaskan Islam.
Lahir di Padang Panjang, Sumatra Barat, pada 29 Desember 1900 dan wafat pada 26 Februari 1969.
Semasa hidup, dia dikenal dengan sebutan Buya Hajjah Rahmah El Yunusiyyah.
Pada 1923, ia mendirikan Diniyah Puteri Padang Panjang, sekolah yang memberikan pendidikan agama dan umum khusus bagi perempuan — suatu terobosan besar pada masa itu.
Tujuannya adalah memberdayakan perempuan Muslim agar berilmu, mandiri, dan berakhlak mulia.
6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, tokoh dari Jawa Tengah
Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo adalah tokoh militer Indonesia yang dikenal karena perannya dalam menumpas Gerakan 30 September (G30S/PKI) pada tahun 1965.
Ia juga dikenal sebagai sosok disiplin, tegas, dan nasionalis, serta memiliki pengaruh besar dalam sejarah militer dan politik Indonesia pada masa Orde Baru.
Lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 25 Juli 1927 dan wafat di Jakarta, 9 November 1989.
Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo adalah ayah dari Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono), istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat peristiwa G30S/PKI (1965), Sarwo Edhie menjabat Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Ia memimpin operasi penumpasan PKI dan pembersihan unsur-unsurnya di berbagai daerah, terutama di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Tindakan dan ketegasannya menjadikannya salah satu tokoh kunci dalam penguatan kekuasaan Soeharto di awal Orde Baru.
7. Sultan Muhammad Salahuddin, tokoh dari NTB
Sultan Muhammad Salahuddin adalah Sultan Bima ke-16, yang memerintah di Kesultanan Bima (Nusa Tenggara Barat) pada masa penjajahan Belanda hingga awal kemerdekaan Indonesia.
Ia dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan dan pembaharu pendidikan di wilayah timur Indonesia.
Lahir di Bima, 1889 dan wafat 1951.
Dia merupakan Sultan Bima ke-16, memerintah sejak 1908 hingga 1951.
Semasa hidup, dia mendirikan Hollandsch Inlandsche School (HIS) Bima, sekolah modern pertama di wilayah itu, agar rakyat pribumi mendapat pendidikan layak.
Sultan Muhammad Salahuddin dikenang sebagai pemimpin visioner dari Bima yang mengutamakan pendidikan dan perjuangan kemerdekaan bagi bangsanya.
8. Syaikhona Muhammad Kholil, tokoh dari Jawa Timur
Syaikhona Muhammad Kholil adalah ulama karismatik asal Bangkalan, Madura, yang dikenal sebagai guru para pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan tokoh penting dalam perkembangan Islam di Indonesia pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Lahir di Bangkalan, Madura, sekitar 1820-an, wafat 1925.
Dikenal sebagai Syaikhona Kholil Bangkalan, seorang ulama besar ahli fikih, tasawuf, dan hafiz Al-Qur’an.
Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan dikenang sebagai ulama besar, guru para pendiri NU, dan tokoh spiritual berpengaruh dalam sejarah Islam dan perjuangan bangsa Indonesia.
9. Tuan Rondahaim Saragih, tokoh dari Sumatera Utara
Tuan Rondahaim Saragih adalah tokoh pejuang dan raja dari Tanah Batak, Sumatera Utara, yang dikenal karena perlawanan kerasnya terhadap penjajahan Belanda pada akhir abad ke-19.
Ia merupakan Raja Raya (Raja Tanah Jawa) di wilayah Simalungun, dan menjadi salah satu simbol perjuangan rakyat Batak melawan kolonialisme.
Nama lengkapnya Tuan Rondahaim Saragih.
Ia hidup pada masa akhir 1800-an hingga awal 1900-an** dan merupakan keturunan bangsawan marga Saragih.
Tuan Rondahaim Saragih dikenang sebagai pahlawan pejuang kemerdekaan dari Sumatera Utara, yang menentang penjajahan Belanda demi mempertahankan kedaulatan rakyat dan tanah Simalungun.
10. Zainal Abidin Syah, tokoh dari Maluku Utara
Zainal Abidin Syah adalah Sultan Tidore terakhir sekaligus tokoh penting dalam perjuangan integrasi Irian Barat (Papua) ke Indonesia.
Ia dikenal sebagai pemimpin yang setia kepada Republik Indonesia di masa awal kemerdekaan dan menjadi salah satu tokoh Maluku Utara yang berperan besar dalam sejarah nasional.
Lahir di Tidore, Maluku Utara, tahun 1908, dan wafat tahun 1967.
Merupakan Sultan Tidore ke-37, yang naik takhta pada masa transisi setelah Indonesia merdeka.
Ia menolak bekerja sama dengan Belanda setelah Proklamasi 1945 dan menyatakan Kesultanan Tidore bergabung dengan Republik Indonesia.
Terlibat aktif dalam perjuangan pembebasan Irian Barat (Papua) dari kekuasaan Belanda; wilayah Papua saat itu secara adat masih dianggap bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore.
Sultan Zainal Abidin Syah dikenang sebagai pahlawan pemersatu wilayah timur Indonesia, yang berjuang agar Tidore dan Irian Barat menjadi bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*)
Sebagian artikel ini sudah tayang di Kompas.com.
| Eko Suwanto Sebut Rakyat Tak Lupa Gerakan Reformasi, Soeharto Tak Layak Dianugerahi Gelar Pahlawan |
|
|---|
| Presiden Umumkan Tokoh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Siang Ini, Salah Satunya Soeharto |
|
|---|
| Soeharto dan Gus Dur Masuk Daftar Calon Pahlawan Nasional, Ini Komentar Jokowi |
|
|---|
| Prabowo Serukan Budaya “Mikul Duwur Mendem Jero” untuk Hormati Jasa Pemimpin |
|
|---|
| Ketegasan Prabowo Sebagai Pemimpin, Ambil Alih Persoalan Utang Whoosh |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Profil-Singkat-10-Tokoh-yang-Dianugerahi-Pahlawan-Nasional.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.