Prabowo Serukan Budaya “Mikul Duwur Mendem Jero” untuk Hormati Jasa Pemimpin

Presiden Prabowo Subianto mengajak masyarakat untuk menghomati pemimpin baik yang masih menjabat maupun yang sudah purna tugas

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Tribunnews/Jeprima
PESAN PRABOWO- Presiden Prabowo Subianto meminta publik menjaga sikap dalam memperlakukan para pemimpin, baik yang sedang menjabat maupun yang sudah purna tugas. Ia menegaskan budaya menghormati jasa tetap harus dijaga, bukan justru mengolok-olok setelah seseorang tidak lagi memegang jabatan. 

Ringkasan Berita:
  • Presiden Prabowo Subianto mengajak masyarakat untuk menghormati semua pemimpin, baik yang masih menjabat maupun yang sudah purna tugas.
  • Ia menekankan pentingnya budaya “mikul duwur mendem jero” — mengangkat kebaikan pemimpin dan memperbaiki kekurangannya tanpa merendahkan.
  • Prabowo juga menegaskan hubungannya baik dengan Jokowi dan mengajak publik menilai pemimpin secara adil berdasarkan jasa dan capaian mereka.
 

 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengajak masyarakat untuk menghomati pemimpin baik yang masih menjabat maupun yang sudah purna tugas.

Budaya menghormati pemimpin itu menurut Prabowo harus dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Menurut Presiden, seorang pemimpin bukan manusia yang sempurna yang tentunya memiliki kekurangan masing-masing.

Namun setiap pemimpin memiliki  jasa-jasa bagi bangsa Indonesia. 

Untuk itu masyarakat harus memiliki rasa hormat terhadap para pemimpin yang sudah memimpin negeri ini.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Prabowo menyikapi fenomena kecenderungan sebagian pihak merendahkan atau mengejek pemimpin usai masa jabatannya berakhir.

“Marilah kita pandai-pandai menghormati jasa-jasa semua tokoh, jasa-jasa semua pemimpin. Pemimpin itu manusia, apakah pemimpin maha paripurna? Ya tidak. Pemimpin pasti ada kekurangan,” ujar Prabowo saat meresmikan Pabrik Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).

Menurut Presiden, masyarakat Indonesia seharusnya mengedepankan penghormatan terhadap orang yang berjasa.

“Marilah kita punya rasa keadilan di hati kita. Marilah kita menghormati orangtua, menghormati semua yang berjasa. Kita punya budaya dalam bahasa Jawa itu mikul duwur mendem jero. Hal yang baik kita angkat setinggi-tingginya, kalau ada kekurangan ya kita pendam, kita perbaiki,” katanya.

Baca juga: Pengelola Bandara YIA Kulon Progo Nyatakan Kesiapannya Sebagai Embarkasi Haji DIY Mulai 2026

“Saya lihat kok ada mulai budaya yang tidak baik. Pemimpin dikuyu-kuyu, dicari-cari. Pada saat berkuasa disanjung-sanjung. Ini budaya apa? Ini harus kita ubah,” lanjutnya.

Dalam kesempatan itu Presiden Prabowo juga menegaskan dirinya tidak pernah dikendalikan oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya, dirinya dan Jokowi memiliki hubungan yang terjalin cukup baik.

“Saya bukan Prabowo takut sama Jokowi, Prabowo masih dikendalikan sama Jokowi — nggak ada itu. Pak Jokowi itu nggak pernah nitip apa-apa sama saya. Pak Prabowo takut sama Pak Jokowi? Nggak ada itu. Untuk apa saya takut sama beliau? Aku hopeng (teman baik) sama beliau kok takut,” tuturnya.

Prabowo kemudian mengajak publik menilai pemimpin secara adil dengan memperhatikan capaian dan kontribusinya bagi negara.

“Beliau memimpin 10 tahun dan diakui dunia bagaimanapun. Inflasi di bawah beliau cukup bagus, pertumbuhan bagus. Yang bener lah, yang jujur lah. Ngono ya ngono, ojo ngono,” tandasnya.

Artikel ini sudah tayang di Tribunnews.com.

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved