Gunung Merapi

Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas: Potensi Bahaya Sektor Selatan Barat Daya

Gunung Merapi luncurkan awan panas sejauh 1,5 km ke barat daya. BPPTKG mencatat aktivitas kegempaan signifikan

Penulis: Iwan Al Khasni | Editor: Iwan Al Khasni
Dok.Istimewa
AWAN PANAS GUGURAN - BPPTKG mencatat aktivitas kegempaan signifikan dan mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi guguran lava, awan panas, lahar, serta abu vulkanik. 

 

Ringkasan Berita:Gunung Merapi luncurkan awan panas sejauh 1,5 km ke barat daya. BPPTKG mencatat aktivitas kegempaan signifikan dan mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi guguran lava, awan panas, lahar, serta abu vulkanik.

 


Tribunjogja.com YOGYAKARTA – Aktivitas Gunung Merapi kembali terpantau meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Terbaru pada Senin (24/11/2025) pukul 09.20 WIB, terjadi luncuran awan panas sejauh 1.500 meter dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 106 detik. 

Guguran tersebut mengarah ke barat daya, tepatnya hulu Kali Putih dan Kali Krasak.

Pengamatan Kegempaan

Berdasarkan laporan BPPTKG melalui magma.esdm.go.id, tercatat aktivitas kegempaan sebagai berikut:

  • 1 kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 40 mm dan durasi 105,98 detik.
  • 40 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2–26 mm dan durasi 43,7–209,37 detik.
  • 11 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 9–23 mm, S-P 0,3–0,9 detik, dan durasi 10,5–17,28 detik.

Data tersebut menunjukkan suplai magma masih berlangsung dan berpotensi memicu awan panas guguran di dalam daerah bahaya.

Rekomendasi dan Potensi Bahaya

BPPTKG memberikan sejumlah rekomendasi terkait aktivitas Merapi:

  • Potensi bahaya guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong (maksimal 5 km), Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 km).
  • Sektor tenggara meliputi Sungai Woro (maksimal 3 km) dan Sungai Gendol (maksimal 5 km).
  • Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
  • Masyarakat diminta tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya.
  • Waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat hujan di sekitar Merapi.
  • Antisipasi gangguan abu vulkanik yang dapat terjadi akibat erupsi.

Jika terjadi perubahan signifikan, tingkat aktivitas Merapi akan segera ditinjau kembali.

Aktivitas Gunung Merapi masih menunjukkan suplai magma yang berkelanjutan. 

Masyarakat di sekitar lereng Merapi diimbau untuk tetap waspada, mengikuti rekomendasi BPPTKG, dan tidak melakukan aktivitas di zona bahaya. (iwe)

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved