Berusia Lebih dari 100 Tahun, Konstruksi Jembatan Kleringan Jogja Disebut Sudah 'Kritis'

Jembatan legendaris yang melintang di atas Kali Code tersebut dinilai tak lagi memadahi jika sekadar direnovasi.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
KONDISI JEMBATAN: Jembatan Kleringan, atau Kewek, yang menghubungkan kawasan Kotabaru dan Malioboro, Kota Yogyakarta. 
Ringkasan Berita:
  • PUPKP Kota Yogyakarta menyebut kondisi Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek sudah berada di titik kritis.
  • Berdasarkan hasil asesmen teknis terbaru, jembatan legendaris yang melintang di atas Kali Code tersebut dinilai tak lagi memadahi jika sekadar direnovasi.
  • Terungkap usia konstruksi jembatan sudah lebih dari 1 abad sehingga mengalami penurunan kekuatan struktur.
  • Untuk menjamin keamanan pengguna jalan, perlu pembangunan ulang struktur jembatan secara menyeluruh.

 

TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta menyebut kondisi Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek sudah berada di titik kritis.

Berdasarkan hasil asesmen teknis terbaru, jembatan legendaris yang melintang di atas Kali Code tersebut dinilai tak lagi memadahi jika sekadar direnovasi.

Kepala Dinas PUPKP Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti, mengungkapkan, bahwa usia konstruksi yang sudah lebih dari 1 abad menjadi faktor utama penurunan kekuatan struktur.

"Kami sudah melakukan asesmen jembatan dengan konsultan. Memang kondisinya secara teknis sudah kritis, ya, karena usianya juga sudah 100 tahun lebih," ujarnya, Rabu (19/11/25).

Umi menegaskan, dengan tingkat kerusakan yang sudah mencapai titik rawan, opsi perbaikan ringan atau rehabilitasi dianggap tidak lagi efektif untuk jangka panjang.

Bangun ulang

Alhasil, satu-satunya jalan untuk menjamin keamanan pengguna jalan adalah dengan melakukan pembangunan ulang struktur jembatan secara menyeluruh.

"Sebenarnya sudah tidak renovasi lagi, tapi memang harus dibangun ulang. Sudah tidak memungkinkan kalau hanya direhab, karena tingkat kerusakannya sudah sampai titik kritis," tandasnya.

Sembari menunggu proses perencanaan dan penganggaran pembangunan ulang, Dinas PUPKP pun bergerak cepat melakukan koordinasi untuk pembatasan lalu lintas.

Langkah taktis yang diambil meliputi pelarangan angkutan berat melintas, hingga aturan ketat agar tidak ada kendaraan yang berhenti di atas badan jembatan.

"Kalau kebeban mati (kendaraan berhenti), itu kan cukup mengkhawatirkan. Makanya, sekarang di jembatan sampai ke utaranya itu sudah ada garis berbiku-biku kuning," jelasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana melakukan rehabilitasi total terhadap Jembatan Kleringan.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan, kondisi struktur jembatan yang menghubungkan kawasan Kotabaru dan Malioboro itu sudah semakin dimakan usia.

"Jembatan Kleringan itu sudah tua, kekuatannya sekarang tinggal 10 sampai 20 persen saja, sehingga berbahaya," tandasnya, Rabu (19/11/25).

Terkait rencana perbaikan, Wali Kota menyebut, bahwa Detail Engineering Design (DED) untuk rehabilitasi jembatan sebenarnya sudah rampung.

Tahun depan

Menurutnya, jika mendapatkan restu dan dukungan anggaran dari pemerintah pusat, pengerjaan fisik bisa dilaksanakan pada tahun depan.

"Itu (anggarannya) bisa sampai Rp12-an miliar. Kami minta ke pusat, minta ke APBN. Sama alternatif ke provinsi juga, tapi masih berjuang," katanya.

"Kalau dapat anggaran, tahun depan (proyek) bisa dilaksanakan.  Mestinya satu tahun anggaran, enam bulan bisa selesai," tambah Wali Kota. 

Sebagai informasi, Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek memiliki sejarah panjang yang lekat dengan sepak terjang perkembangan Kota Yogyakarta.

Dibangun pada era kolonial Belanda kisaran 1920-an, Jembatan Kleringan menjadi penghubung vital antara kawasan elit Kotabaru dan pusat ekonomi Malioboro.

"Kita harus merawat Jembatan Kleringan. Itu nanti diganti total kalau bisa. Tapi, tidak merusak yang bersifat cagar budaya," ucapnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved