Dinkes Gunungkidul Gelar Pelatihan Konseling Menyusui Dukung Program ASI Eksklusif

Pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam memberikan pendampingan dan edukasi kepada ibu menyusui.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Pexels/LauraGracia
Ilustrasi ibu mengasuh anak 
Ringkasan Berita:
  • Para tenaga kesehatan di Gunungkidul dibekali Pelatihan Konseling Menyusui (End-User) Tahun 2025 untuk meningkatkan kemampuan memberikan pendampingan dan edukasi kepada ibu menyusui. 
  • Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi Dinas Kesehatan dalam menekan angka stunting dan meningkatkan status gizi anak di Gunungkidul

 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDIL- Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul menggelar Pelatihan Konseling Menyusui (End-User) Tahun 2025 sebagai bagian dari upaya memperkuat program pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif di wilayahnya.

Kegiatan ini diikuti tenaga kesehatan dari seluruh puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan di Gunungkidul.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono mengatakan, pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam memberikan pendampingan dan edukasi kepada ibu menyusui. 

“Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama sangat penting bagi tumbuh kembang bayi. Kami ingin memastikan tenaga kesehatan di lapangan mampu memberikan konseling yang efektif kepada masyarakat,” ujarnya, Minggu (9/11/2025).

Dia menjelaskan, para peserta mendapat materi terkait teknik menyusui yang benar, komunikasi dengan ibu menyusui, hingga penanganan kendala yang sering terjadi dalam proses menyusui. Pendekatan konseling dinilai penting karena banyak faktor psikologis yang memengaruhi keberhasilan pemberian ASI.

Tekan angka stunting

Menurutnya, kegiatan ini menjadi bagian dari strategi Dinas Kesehatan dalam menekan angka stunting dan meningkatkan status gizi anak di Gunungkidul

“ASI eksklusif adalah fondasi penting untuk kesehatan anak. Dengan pelatihan ini, kami berharap capaian ASI eksklusif bisa terus meningkat,” katanya.

Disamping itu, dia berujar  keberhasilan menyusui bukan hanya soal gizi, tetapi juga soal kedekatan emosional antara ibu dan bayi.

“ASI bukan sekadar makanan, tapi ikatan kasih yang membentuk masa depan anak,” terangnya.

Dinas Kesehatan mencatat capaian ASI eksklusif di Gunungkidul menunjukkan tren positif dalam dua tahun terakhir. Melalui penguatan kapasitas tenaga kesehatan, pemerintah daerah berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ASI eksklusif semakin meluas dan berkelanjutan.

“Kami ingin agar seluruh tenaga kesehatan  punya kemampuan konseling yang merata,” pungkasnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved