Wali Kota Yogya Soroti Pengelolaan Limbah di Pasar Sore Malioboro

Hasto menekankan perlunya perubahan perilaku dalam mengelola sampah di jantung kawasan wisata tersebut.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
Dok. Pemkot Yogya
Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo, saat mengikuti kegiatan kerja bakti 'Jogja Cling' di Pasar Sore Malioboro, Sabtu (8/11/25). 

Ringkasan Berita:
  • Pengelolaan sampah di kawasan Pasar Sore Malioboro jadi sorotan utama Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo
  • Hasto menekankan perlunya perubahan perilaku dalam mengelola sampah di jantung kawasan wisata tersebut.
  • ​Ia juga menyoroti pentingnya kesadaran kolektif untuk menjaga ketertiban dan keindahan kawasan wisata Malioboro, yang merupakan etalase wajah Kota Yogyakarta

 

TRIBUNJOGJA.COM - Masalah pengelolaan sampah di kawasan Pasar Sore Malioboro jadi sorotan utama Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, saat mengikuti agenda "Jogja Cling", Sabtu (8/11/25).

​Saat kegiatan kerja bakti yang diinisiasi Kodim 0734/Kota Yogyakarta tersebut, Hasto menekankan perlunya perubahan perilaku dalam mengelola sampah di jantung kawasan wisata tersebut.

​Rangkaian reresik ini dimulai kisaran pukul 08.00 WIB bersama jajaran Kodim 0734 Kota Yogyakarta, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan Dinas Perdagangan, hingga mantan Wali Kota Yogyakarta, Hery Zudianto.

​Saat menyempatkan diri menyapa pedagang kaki lima (PKL), Hasto mengapresiasi semangat gotong royong, namun memberikan catatan khusus terkait kebersihan.

​"Semangat Jogja Cling dan Mas JOS ini bagian dari gerakan penting untuk mengubah perilaku menjaga kebersihan. Sampah yang ada di sekitar Pasar Sore kami harap ke depan bisa dipilah dan dikelola lebih baik," katanya.

Kesadaran kolektif

​Ia juga menyoroti pentingnya kesadaran kolektif untuk menjaga ketertiban dan keindahan kawasan wisata Malioboro, yang merupakan etalase wajah Kota Yogyakarta.

​Temuan pun diperkuat oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Yetti Martanti, yang menyebut masih ditemukan beberapa pelaku usaha yang belum disiplin dalam mengelola sampah.

​"Sampah masih ada yang dibuang sembarangan atau tidak dipilah. Ini yang akan kami optimalkan. Edukasi juga perlu diberikan pada penjual dan pembeli agar sama-sama menjaga kebersihan," ujarnya.

​Selain soal kebersihan, Yetti menegaskan, bahwa pihaknya terus memperkuat pengawasan ketertiban di sepanjang kawasan Malioboro.

Menurut Kadisbud, aturan main di Malioboro sudah jelas, termasuk larangan merokok, pedagang asongan, pijat, dan aktivitas pengamen di luar titik yang ditentukan.

​"Semua aktivitas di sepanjang Malioboro harus sesuai dengan aturan yang berlaku, supaya tetap tertib, bersih, dan nyaman bagi pengunjung," cetusnya.

Daya tarik Malioboro

​Selaras dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, menekankan, kebersihan dan ketertiban adalah kunci agar Malioboro tetap menjadi daya tarik utama wisatawan.

Sehingga, pihaknya pun mengajak seluruh pelaku usaha dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga citra kawasan pariwisata tersebut.

​"Evaluasi hari ini fokus pada pengelolaan sampah. Sudah ada kemajuan, tapi masih perlu ditingkatkan. Intinya, Malioboro harus tetap menjadi magnet utama pariwisata Kota Yogyakarta," ucapnya.

​"Warga dan pelaku usaha di Malioboro harus menjaga agar Malioboro tetap cantik, bersih, dan menawan. Dengan begitu, wisatawan akan terus datang ke Kota Yogyakarta," urai Kadispar. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved