Gelaran Jogja Menyapa Hadirkan Skrining Kesehatan Jiwa di Teras Malioboro Beskalan

Jogja Menyapa digelar di Teras Malioboro, Kota Yogyakarta, selama dua hari pada Jumat (7/11/2025) - Sabtu (8/11/2025)

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
JOGJA MENYAPA - Sejumlah warga sedang mengakses layanan skrining kesehatan jiwa dan cek kesehatan gratis di stan Rumah Sakit Jiwa Grhasia dalam gelaran Jogja Menyapa di Teras Malioboro Beskalan, Kota Yogyakarta, DIY, Sabtu (8/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Gelaran Jogja Menyapa dipusatkan di Teras Malioboro Kota Yogyakarta selama dua hari pada Jumat (7/11/2025) - Sabtu (8/11/2025). 
  • Skrining Kesehatan Jiwa menjadi salah satu yang ditawarkan di gelaran Jogja Menyapa
  • Kasus kesehatan jiwa yang ditangani RSJ Grhasia terjadi karena berbagai penyebab

 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Paniradya Kaistimewaan DIY menggelar Jogja Menyapa yang dipusatkan di Teras Malioboro Beskalan, Kemantren Gondomanan, Kota Yogyakarta, DIY, selama dua hari pada Jumat (7/11/2025) - Sabtu (8/11/2025). 

Acara tahunan yang diselenggarakan kali keenam itu dimeriahkan dengan berbagai kegiatan.

Di antaranya kegiatan donor darah, job fair atau bursa kerja, pameran lukisan dan foto, jogja book fair, talkshow keistimewaan, workshop kreatif, kompetisi dance, cosplay, serta e-sport.

Tak ketinggalan gelaran festival band competition, penampilan band musik Fanatik Cidro, dan Aftershine. 

Gelaran Jogja Menyapa #6 melibatkan berbagai OPD, instansi, dan stakeholder di DIY.

Salah satunya Rumah Sakit Jiwa Grhasia yang mengadakan kegiatan skrining kesehatan jiwa yang dibuka gratis untuk masyarakat umum. 

Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas Rumah Sakit Jiwa Grhasia, Siti Sumiati, mengungkapkan stan pelayanan skrining kesehatan jiwa dari RSJ Grhasia dibuka sejak pukul 15.00-21.30 WIB.

Selain skrining kesehatan jiwa, pihaknya juga menyediakan layanan cek kesehatan umum secara gratis, mulai cek gula darah sewaktu, status gizi, dan tekanan darah.  

"Untuk skrining kesehatan jiwa nanti pengunjung bisa mengisi form kuisioner secara online lewat barcode. Nanti hasilnya bisa diterima langsung, tapi kalau mau konsultasi tentang kesehatan jiwa juga bisa. Jadi bisa skrining sekaligus konsultasi dengan tim kami," ucap Siti kepada Tribun Jogja, Sabtu (8/11/2025). 

Baca juga: 6.405 Rumah Tidak Layak Huni di Sleman Belum Tertangani 

Menurutnya, saat ini skrining kesehatan jiwa cukup penting bisa dilakukan oleh masyarakat.

Sebab, terkadang orang yang terlihat sehat secara fisik ternyata di dalamnya rapuh.

Apalagi terkadang seseorang tidak sadar sedang membutuhkan tempat untuk bercerita. 

"Makanya banyak kasus stress atau depresi karena kurang bisa mengelola emosi. Apalagi di Yogyakarta lumayan tinggi angka kesehatan jiwanya, sehingga kami diajak berkolaborasi dengan Paniradyan Kaistimewaan untuk mengantisipasi hal itu," jelasnya. 

Penyebab Beragam

Ia memaparkan kasus kesehatan jiwa yang ditangani RSJ Grhasia terjadi karena berbagai penyebab.

Ada yang karena masalah keluarga maupun pendidikan. Pasien yang ditangani pun mulai dari anak muda hingga berusia tua. 

"Tuntutan gaya hidup juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan jiwa. Jadi tidak ada salahnya coba skrining dulu. Karena skrining bukan menentukan sakit jiwa atau tidak, cuma untuk mengetahui kondisi awalnya saja," papar dia. 

Dia mencatat pada hari pertama gelaran Jogja Menyapa (Jumat, 7 November 2025), terdapat sekitar 90 pengunjung yang melakukan cek GDS dan 57 orang mengikuti cek status gizi. 

"Kalau untuk skrining kesehatan jiwa dan konsultasi kemarin ada lima orang. Karena sekali konsultasi waktunya cukup lama, minimal 30 menit," katanya. 

Seorang warga Sleman, Bayun (54), mengaku sengaja datang ke Teras Malioboro Beskalan untuk mengikuti skrining kesehatan jiwa dalam gelaran Jogja Menyapa.

Ia pun bergegas datang setelah mendapatkan informasi dari media massa. 

"Menurut saya sebagai masyarakat awam, skrining kesehatan jiwa sangat penting untuk mengetahui kondisi awal kesehatan kita bagaimana. Kalau cek kesehatan umum kan sudah biasa, tapi skrining kesehatan jiwa itu jarang digelar. Makanya kemarin saat tahu ada kegiatan itu, saya langsung ke sini," ungkapnya. 

Bayun mengaku merasa masih takut jika datang ke rumah sakit untuk cek kesehatan jiwa.

Sehingga ia menilai gelaran skrining tersebut sebagai kesempatan emas dan tidak ingin dilewatkan.

Apalagi gelaran itu juga menyediakan sesi konsultasi, sehingga bisa mendapatkan tindakan lebih lanjut. 

"Semoga cek kesehatan jiwa bisa diselenggarakan massal di tempat-tempat umum secara berkala. Artinya membuka kesempatan masyarakat untuk berani mengecek kesehatan kejiwaannya, karena kayak kurang diperhatikan," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved