Kisah ODDP Yogyakarta Menyapa Dunia, Dari Balai ke Museum Sonobudoyo

Kegiatan ini menjadi ruang bagi penyandang disabilitas psikososial untuk mengenal dan mencoba langsung berbagai layanan publik di Yogyakarta,

Dok. Istimewa
Kisah ODDP Yogyakarta Menyapa Dunia, Dari Balai ke Museum Sonobudoyo 

TRIBUNJOGJA.COM – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) 2025 yang jatuh pada 10 Oktober, Pusat Rehabilitasi YAKKUM berkolaborasi dengan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) DIY menggelar kegiatan inklusif bertajuk “Fun Activity Disabilitas Psikososial Mengakses Layanan Publik”.  

Kegiatan ini menjadi ruang bagi penyandang disabilitas psikososial untuk mengenal dan mencoba langsung berbagai layanan publik di Yogyakarta, sekaligus menguatkan semangat inklusi sosial.

Sebanyak 30 orang dengan disabilitas psikososial dari Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL) Dinas Sosial DIY, bersama 10 pendamping, mengikuti rangkaian aktivitas di sejumlah titik yang menerapkan prinsip ramah disabilitas.

Wujud Nyata Inklusi Sosial

Project Manager Open The Gate YAKKUM, Eko Harsono, menjelaskan kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan HKJS 2025 bertema “Sehat Jiwo Kanthi Ngudo Roso”, yang bermakna kesehatan jiwa dicapai melalui usaha dan empati.

“Tujuannya supaya teman-teman ODDP (Orang Dengan Disabilitas Psikososial) bisa merasakan langsung akses fasilitas publik mulai dari transportasi, museum, hingga ruang sosial lainnya,” kata Eko.

Ia berharap kegiatan semacam ini tidak berhenti di momentum peringatan, tapi bisa dilakukan secara rutin. “Ini bagian dari pemenuhan hak teman-teman disabilitas, terutama disabilitas psikososial,” ujarnya.

Mengenal Museum dan Transportasi Publik

Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Museum Sonobudoyo, tempat peserta diajak belajar tentang sejarah dan budaya Yogyakarta.

Kepala Museum Sonobudoyo, Ery Sustiyadi, S.T., M.A., mengatakan pihaknya terus berupaya menambah fasilitas ramah difabel.

“Fasilitas untuk pengguna kursi roda dan tunanetra sudah mulai kami siapkan, seperti jalur akses dan keterangan braille. Meski belum sempurna, kami berproses menuju museum yang benar-benar inklusif,” ungkapnya.

Selain itu, peserta juga mencoba Bus Wajib Kunjung Museum, sarana transportasi publik yang mendukung prinsip aksesibilitas dan interaksi sosial yang setara.

Dorong Kepercayaan Diri

Kepala Balai RSBKL, Novita Ira Widari, S.Sos., menilai kegiatan ini membantu meningkatkan rasa percaya diri para peserta.

“Dengan mengenal dunia luar dan berinteraksi langsung, mereka jadi lebih terbuka dan mandiri. Balai akan terus mendorong kesempatan semacam ini agar teman-teman ODDP bisa lebih aktif di masyarakat,” ucapnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved