Kisah Warga Eks-Timor Timur di Jogja, 'Ngumpulke Balung Pisah' Pasca Referendum

ratusan warga eks-Timtim yang memilih setia pada Merah Putih kini menetap di DI Yogyakarta.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Suasana pelantikan pengurus DPD FKPTT se-DIY, di Yogyakarta, Sabtu (8/11/25). 

​"Kita ini kan korban pemerintah. Iya kan, korban politik. Bukan kemauan sendiri dari warga kita, tapi korban dari jajak pendapat itu. Kita kalah, ya kita harus mengungsi," cetus Suraji.

"Warga meninggalkan seluruh harta bendanya demi menyelamatkan diri dan mempertahankan status WNI. Ada yang hanya membawa satu setel baju saja sampai di sini itu," tambahnya.

Kini, melalui FKPTT, mereka tengah melakukan pendataan ulang warga di DIY. Dari perkiraan awal sekitar 750 jiwa, baru 400-an yang telah terdaftar dan diusulkan untuk berbagai program.

Data tersebut, menurutnya sangat krusial untuk memperjuangkan deretan program utama yang mereka tuntut dari pemerintah pasca referendum puluhan tahun silam.

Antara lain, pengusulan Pin Patriot Bela Negara, pengakuan Legiun Veteran untuk TNI, Polri, dan sipil, prioritas anak eks-Timor Timur untuk masuk TNI, Polri.

Kemudian, beasiswa pendidikan untuk anak-anak eks-Timtim, hingga fasilitasi perjuangan pengembalian aset yang kadung ditinggalkan di Timor Timur.

​Supriyono dan Suraji kompak menegaskan, bahwa perjuangan mereka murni untuk kesejahteraan dan pengakuan, bukan menuntut materi atau uang.

​"Kita tidak pernah menuntut uang, FKPTT tidak pernah menuntut uang, tapi menuntut kesejahteraan. Kita hanya minta dimanusiakan, dihargai. Kita tidak pernah membuat proposal minta bantuan ke pemerintah atau ke mana saja," terangnya.

​Perjuangan mengumpulkan data ini pun bukan tanpa kendala. Suraji mengakui, ada sebagian warga eks-Timtim yang enggan bergabung kembali karena berbagai alasan.

Padahal, ia menyatakan, tujuan utama FKPTT adalah untuk melaksanakan amanat, guna menyatukan kembali warga yang lama tercerai-berai.

​"Ada yang kita data ndak mau. Ya enggak tahu, pokoknya 'saya enggak mau, untuk apa'. Mungkin sudah merasa, wis kepenak di Yogya. Tapi kita tetap pendekatan terus. Istilah Jawa-nya, 'ngumpulke balung pisah'," terangnya.

​Sebagai langkah awal kepengurusan baru, DPW FKPTT dan seluruh DPD se-DIY, berencana sowan dan beraudiensi dengan Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Kemudian, pertemuan dengan Danrem 072/Pamungkas pun akan disusun, untuk menyampaikan aspirasi dan data terbaru warga eks-Timtim di Yogyakarta.

​"Kita akan menghadap Pak Gubernur. Tentu melalui prosedur, menyurati dulu. Intinya, kita tidak menuntut apapun, hanya menyampaikan kondisi kami terkini," pungkas Suraji. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved