Empat KA dari Solo dan Jogja Terlambat Imbas Penanganan Insiden Anjloknya KA Purwojaya

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Empat kereta api keberangkatan dari Solo dan Yogyakarta mengalami keterlambatan pada Minggu (26/10/2025) akibat anjloknya KA Purwojaya di Kedunggedeh, wilayah Daop 1 Jakarta, Sabtu (25/10/2025). 

Adapun KA yang mengalami keterlambatan pada Minggu (26/10/2025) yakni KA 103 Bogowonto relasi Lempuyangan-Pasarsenen, KA 109 Fajar Utama YK relasi Yogyakarta-Pasarsenen, KA 13 Argo Lawu relasi Solobalapan-Gambir, dan KA 75 Mataram relasi Solobalapan-Pasarsenen

Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, mengatakan saat ini jalur hulu dan hilir di lokasi tersebut sudah dapat dilalui dan normalisasi perjalanan kereta api terus dioptimalkan.

Pihaknya pun menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh para pelanggan akibat keterlambatan perjalanan kereta api dari wilayah Daop 6, sebagai imbas dari penanganan operasional Purwojaya.

PT KAI Daop 6 Yogyakarta juga memastikan penanganan penumpang telah sesuai dengan ketentuan dan mempertimbangkan faktor keamanan yang ada.

Informasi mengenai kelambatan perjalanan KA yang terdampak juga telah disampaikan ke para penumpang melalui WA/SMS blast. 

“KAI Daop 6 juga telah memberikan service recovery kepada penumpang KA yang terdampak dan kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," katanya, Minggu (26/10/2025). 

"Para penumpang KA terdampak akan mendapatkan layanan sesuai aturan yang berlaku, termasuk pengembalian bea 100 persen di luar bea pesan bagi penumpang KA yang memilih tidak melanjutkan perjalanan KA yang terdampak kelambatan," sambungnya. 

KAI telah membuka layanan refund di seluruh loket stasiun dan contact center KAI.

Petugas layanan pelanggan juga disiagakan untuk memberikan pendampingan dan solusi terbaik bagi penumpang terdampak. 

“KAI Daop 6 tetap berkomitmen untuk mengedepankan keselamatan, kenyamanan, dan pelayanan prima bagi seluruh pengguna jasa kereta api, serta secara aktif melakukan koordinasi pemulihan operasional dengan unit kerja dan daerah operasi terkait,” imbuhnya. (*)