Masuk Musim Penghujan, Sejumlah Wilayah di Gunungkidul Masih Ajukan Permintaan Air Bersih
Kondisi tanah yang kering dalam waktu lama membuat air hujan belum mampu meresap optimal ke dalam tanah.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Meskipun Kabupaten Gunungkidul mulai memasuki musim penghujan, permintaan air bersih dari masyarakat masih terjadi, terutama di wilayah utara.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mencatat sepanjang Oktober 2025 pihaknya telah menyalurkan sedikitnya 180 tangki air bersih ke sejumlah kalurahan yang masih mengalami kekeringan.
Kasi Logistik BPBD Gunungkidul, Arief Prasetyo, mengatakan hujan yang mulai turun di beberapa wilayah belum merata dan belum cukup untuk mengisi sumber air.
Kondisi tanah yang kering dalam waktu lama membuat air hujan belum mampu meresap optimal ke dalam tanah.
“Memang sudah mulai turun hujan, tetapi sifatnya masih sporadis dan belum berdampak signifikan terhadap ketersediaan air di sumur warga, terutama di wilayah utara seperti di Kapanewon Nglipar, Gedangsari, dan Ngawen. Sedangkan, untuk wilayah selatan bak-bak penampungan warga sudah mulai penuh,” ujarnya saat dikonfirmasi, pada Minggu (26/10/2025).
Dia menambahkan pengiriman air bersih dilakukan sebagai upaya tanggap darurat kekeringan yang masih berlangsung hingga kini.
Setiap tangki rata-rata berkapasitas 5.000 liter dan disalurkan berdasarkan permintaan dari pemerintah kalurahan setempat.
“Kami tetap melayani distribusi air bersih sampai hujan turun merata dan cadangan air masyarakat kembali normal,” katanya.
Meski demikian, lanjutnya, secara keseluruhan permintaan air bersih tahun ini menurun drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
BPBD mencatat, jumlah permintaan air turun hingga 90 persen. Dari 1.500 tangki yang disiapkan untuk menghadapi musim kering, hingga akhir Oktober ini baru 186 tangki yang tersalurkan.
Pada periode yang sama tahun lalu, jumlah penyaluran mencapai 2.908 tangki.
“Penurunan ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang relatif basah tahun ini. Hujan sesekali turun bahkan di puncak kemarau, sehingga banyak sumber air tidak sampai kering total,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, mengimbau masyarakat untuk tetap berhemat dalam penggunaan air dan mulai menampung air hujan sebagai cadangan menghadapi musim kering mendatang.
Ia juga meminta pemerintah kalurahan yang masih mengalami kekurangan air bersih agar segera melaporkan ke BPBD untuk dilakukan penyaluran air bersih tambahan.
“Kami dorong warga membuat penampungan air hujan agar bisa dimanfaatkan saat kemarau mendatang. Selain itu, kami minta kalurahan yang masih kesulitan air tidak menunggu lama. Segera laporkan agar bisa kami jadwalkan untuk droping air bersih,” ujar Purwono.
Menurut Purwono, upaya ini penting untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi meskipun hujan mulai turun.
Ia menegaskan, distribusi air bersih akan terus dilakukan selama masih ada wilayah yang mengalami kekurangan, terutama di kawasan dengan topografi sulit dan sumber air terbatas. (*)
| Kasus HIV AIDS di Gunungkidul Masih Tinggi, Dinkes Perkuat Pencegahan Lewat Terapi ARV |
|
|---|
| Ada Penyesuaian LP2B, Pemkab Gunungkidul Masih Tunggu Persetujuan RTRW dari Kementerian ATR/BPN |
|
|---|
| Musim Keong Macan, Hasil Tangkapan Nelayan di Gunungkidul Bisa Capai 3 Ton per Hari |
|
|---|
| Masuk Musim Hujan, Permintaan Pemangkasan Pohon di Gunungkidul Meningkat |
|
|---|
| Pemkab Gunungkidul Terima Hibah Senilai Rp232,7 Juta untuk Perkuat Infrastruktur Transportasi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.