Ruang Arsip SLB Bakti Putra Gunungkidul Terbakar, Diduga Akibat Murid Bermain Korek Api

Kebakaran menyebabkan kerusakan parah pada ruang arsip, termasuk dokumen data siswa, arsip administrasi sekolah

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/ Suluh Pamungkas
Ilustrasi kebakaran 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL- Kebakaran melanda ruang arsip Sekolah Luar Biasa (SLB) Bakti Putra, Padukuhan Melikan, Kalurahan Ngawis, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, pada Jumat (24/10/2025) pagi. Peristiwa ini diduga dipicu oleh seorang murid yang bermain korek api di dalam ruangan tersebut.

Akibat kejadian itu, sejumlah arsip penting dan peralatan olahraga hangus terbakar. Tidak ada korban jiwa maupun luka, tetapi kerugian material diperkirakan mencapai Rp10 juta.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Winarta, mengatakan dugaan sementara menunjukkan api berasal dari aktivitas seorang murid yang menyalakan korek api di ruang arsip.

“Murid itu diduga bermain korek api, lalu menyambar tumpukan buku di dalam ruang arsip. Saat diketahui, api sudah membesar,” ujar Edy saat dihubungi, Jumat (24/10/2025).

Edy menjelaskan, api pertama kali terlihat oleh seorang guru yang kemudian meminta bantuan kepada warga sekolah dan melaporkan kejadian ke BPBD Gunungkidul. Petugas pemadam kebakaran dari Damkarmat BPBD Gunungkidul, Polsek Karangmojo, dan Tim Reaksi Cepat (TRC) segera dikerahkan ke lokasi.

Kebakaran menyebabkan kerusakan parah pada ruang arsip, termasuk dokumen data siswa, arsip administrasi sekolah, serta perlengkapan olahraga. Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut.

“Upaya pemadaman dilakukan bersama warga dan pihak sekolah. Api berhasil dipadamkan sebelum merambat ke ruang kelas lain,” katanya.

Atas kejadian ini, BPBD Gunungkidul mengimbau pihak sekolah agar meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas siswa, terutama di area yang menyimpan bahan mudah terbakar. Selain itu, sekolah diharapkan memiliki alat pemadam api ringan (APAR) untuk penanganan awal jika terjadi kebakaran.

“Kami minta sekolah memperhatikan keselamatan lingkungan belajar, termasuk pelatihan mitigasi kebakaran bagi guru dan siswa,” kata Edy.

Salah satu guru, Dwi Astuti, menuturkan bahwa asap tebal mulai terlihat sekitar pukul 09.30 WIB, saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

“Saya melihat asap keluar dari ruang arsip dan api sudah besar. Kami langsung mengevakuasi siswa dan berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Semua murid dan guru selamat. Hanya saja, beberapa arsip sekolah rusak akibat kebakaran ini,” pungkasnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved