Pemkot Yogya Kebut Pengosongan Depo, Tersisa Tumpukan 150 Ton Sampah

Rajwan pun mengungkapkan, dalam upaya pengosongan ini, pihaknya memang memprioritaskan beberapa depo yang kondisinya sudah kelebihan muatan

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
KOSONG: Kondisi depo Mandala Krida, Kota Yogyakarta, yang tampak lengang dan terbebas dari gunungan sampah, Senin (13/10/25). 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemkot Yogyakarta masih berjibaku menuntaskan upaya pengosongan depo atau tempat penampungan sampah sementara.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Rajwan Taufiq, menyampaikan, sampai sejauh ini, terdapat tiga depo yang belum tuntas pengosongannya. Meliputi, depo di kawasan Gembira Loka Zoo, Tamansari, dan Serangan.

"Sampah yang masih menumpuk sekitar 150 ton. Kami masih dalam rangkaian pengosongan tiga depo itu, targetnya bisa bersih bulan ini," katanya, Selasa (14/10/25).

Rajwan pun mengungkapkan, dalam upaya pengosongan ini, pihaknya memang memprioritaskan beberapa depo yang kondisinya sudah kelebihan muatan.

Seperti deretan tempat penampungan sementara di kawasan Stadion Mandala Krida, THR (Jalan Brigjen Katamso), Pengok, hingga RRI di bilangan Kotabaru.

"Kami memanfaatkan kuota pembuangan sampah ke TPA Piyungan sebanyak 3.000 ton, yang diberikan oleh Pemerintah DIY," ungkap Kepala DLH.

Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan, beberapa depo yang biasanya jadi sorotan karena kelebihan muatan, sudah dalam kondisi kosong.

Benar saja, berdasarkan pantauan Tribun Jogja di depo Mandala Krida, Senin (13/10/25), pemandangan tumpukan sampah yang tadinya menggunung dan meluber, tidak terlihat lagi.

"Beberapa depo yang biasanya over, alhamdulillah sudah kosong. Ya, seperti Pengok, kemudian depo di Mandala Krida, RRI, THR, yang biasanya paling banyak disorot, hari ini kosong," tandasnya.

Oleh sebab itu, ia masih mengupayakan supaya kuota pembuangan menuju TPA Piyungan tetap diberikan, setidaknya sampai Desember 2025 mendatang.

Kini, Pemkot Yogyakarta pun berupaya keras menyeimbangkan antara sampah yang masuk dengan yang dikeluarkan, melalui gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS).

"Sekarang kita coba untuk menyeimbangkan antara (sampah) yang masuk dengan yang keluar ya. Mudah-mudahan kita bisa mengatur ini dengan baik," kata Hasto. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved