Konsumsi Ikan Gunungkidul Masih Rendah, Ini Kata Pemkab

Kepala DKP Gunungkidul, Johan Wijayanto menyebutkan, upaya sektor perikanan tidak hanya difokuskan pada peningkatan produksi,

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
tribunjogja
Ilustrasi Menu ikan 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Gunungkidul masih berada di bawah rata-rata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul, konsumsi ikan masyarakat Gunungkidul saat ini tercatat sebesar 33,4 kilogram per kapita per tahun, sedangkan rata-rata konsumsi ikan DIY mencapai 36,4 kilogram per kapita per tahun.

Perbedaan angka tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Gunungkidul belum sepenuhnya menjadikan ikan sebagai sumber protein utama dalam pola konsumsi harian. Padahal, wilayah ini memiliki potensi sumber daya perikanan laut maupun budidaya air tawar yang cukup besar.

Kepala DKP Gunungkidul, Johan Wijayanto menyebutkan, upaya sektor perikanan tidak hanya difokuskan pada peningkatan produksi, tetapi juga diarahkan untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan di tingkat rumah tangga. Pemerataan akses ikan segar, edukasi gizi, serta kampanye gerakan makan ikan menjadi strategi yang disiapkan agar masyarakat semakin terbiasa mengonsumsi hasil perikanan.

"Tidak hanya menggenjot produktivitas nelayan dan pelaku budidaya, tetapi juga memastikan hasil produksi dapat terserap oleh pasar lokal melalui peningkatan minat konsumsi masyarakat," paparnya, pada Jumat (10/10/2025).

Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya  akan memperluas program kampanye Gemar Makan Ikan (Gemarikan) ke berbagai kalangan, termasuk sekolah, kelompok dasawisma, dan komunitas ibu rumah tangga. Edukasi mengenai manfaat ikan bagi kesehatan, terutama untuk pencegahan stunting dan peningkatan kecerdasan anak, menjadi salah satu materi utama dalam sosialisasi.

"Selain kampanye, pemerintah juga tengah menjajaki kerja sama dengan pelaku UMKM kuliner berbasis ikan agar produk olahan ikan lebih variatif dan mudah diterima berbagai segmen pasar. Harapannya, inovasi menu dapat menarik minat generasi muda yang selama ini cenderung memilih makanan cepat saji," terang dia.

Di sisi lain,  kata dia, akses distribusi ikan segar ke wilayah pedalaman Gunungkidul juga mendapat perhatian. Pihaknya menilai, sebagian masyarakat yang tinggal jauh dari sentra perikanan masih kesulitan memperoleh ikan dengan harga terjangkau, sehingga konsumsi ikan belum merata di seluruh wilayah.

"Langkah-langkah strategis ini diharapkan tidak hanya mendongkrak angka konsumsi ikan, tetapi juga menguatkan ketahanan pangan lokal berbasis sumber daya perikanan. Kami optimistis jika kesadaran konsumsi ikan terus meningkat, maka dampaknya akan terasa pada sektor ekonomi, kesehatan, hingga kesejahteraan masyarakat nelayan," urainya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved