Sepanjang Tahun Ini, Nilai Ekspor Salak Sleman Capai Rp25 Miliar
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean berkomitmen terus membantu para pelaku usaha agar bisa ekspor.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Badan Karantina Indonesia (Barantin) mencatat bahwa nilai ekspor salak asal Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sepanjang tahun ini telah mencapai Rp 25 Miliar.
Angka ini menandai keberhasilan para petani dan pelaku usaha dalam mengembangkan kualitas dan pemasaran salak sebagai komoditas unggulan Bumi Sembada ke pasar internasional.
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean berkomitmen terus membantu para pelaku usaha agar bisa ekspor.
Bantuan diberikan lewat program bimbingan bagi pelaku usaha agar memenuhi persyaratan ekspor dan kewajiban mematuhi protokol sanitari yang telah disepakati Indonesia dengan negara mitra dagang.
Adapun terkait ekspor Salak, mulai Januari hingga saat ini pihaknya mengaku telah menerbitkan 131 sertifikat pelepasan ekspor.
"Dari Januari hingga kini, kami sudah mensertifikasi 131 sertifikat pelepasan ekspor dengan volume sebanyak 1.117 ton dengan nilai Rp 25,3 miliar. Jadi ini dari Januari hingga sekarang," kata Sahat di acara Bimtek Akselerasi Ekspor Hilirisasi Produk Olahan Susu dan pelepasan ekspor Salak di Bhumi Nararya Farm, Turi, Sleman, Kamis (9/10/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari peran Badan karantina Indonesia dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terkait dengan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Tujuan kegiatan ini adalah pemerataan ekonomi pedesaan melalui edukasi pelaku usaha agar memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor.
Sahat mengatakan, selain salak, Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai banyak potensi ekspor. Ia menyebutkan, hingga Oktober 2025, DIY telah mencatatkan pendapatan dari ekspor mencapai 787,5 miliar. Keuntungan ini didominasi dengan ekspor Kulit Kambing, Tokek, Tenggiri, Kerapu, Vanili dan Salak yang dilepas ekspor ke Tiongkok.
Pelepasan ekspor salak ini disaksikan Ketua Komisi IV DPR-RI Siti Hediati atau Titik Soerharto. Ia melepas satu kontainer Salak pondoh sebanyak 5,4 ton dengan nilai Rp 180 juta ke Negeri Tirai Bambu. Menurutnya ekspor salak yang selama ini dikirim ke negara Tiongkok, Vietnam, Thailand maupun Kamboja menunjukkan bahwa produk unggulan desa juga mampu bersaing di pasar global dengan dukungan pembinaan dan fasilitasi dari pemerintah.
Ia mendukung langkah konsisten penyelenggaraan kegiatan bimbingan teknis akselerasi ekspor hilirisasi produk olahan susu, sebagai upaya meningkatkan nilai tambah produk peternakan lokal. Langkah ini dinilai sudah sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong hilirisasi ekonomi dari desa. Apalagi Barantin tidak hanya berfokus pada pengawasan biosekuriti produk impor, tetapi juga berperan sebagai economic tools dalam mendukung ekspor.
"Kami dorong kegiatan ini diperluas dan berkelanjutan. Petani dan peternak tidak hanya memproduksi tetapi bisa berdagang secara global," ujar dia.(*)
Pemkab Sleman Usulkan Pembangunan Tiga Embung |
![]() |
---|
Pelatih PSIM Yogyakarta Akui Dapat Saran dari Pieter Huistra Soal Sepak Bola Indonesia |
![]() |
---|
Kecanduan Judi Online, Kepala Cabang di Sleman Gelapkan Uang Perusahaan hingga Rp83 Juta |
![]() |
---|
ART di Gamping Sleman Nekat Bobol Brangkas Milik Majikan, Uang Rp10 Juta DIbawa Kabur |
![]() |
---|
Sanksi Laga Tanpa Penonton Berakhir, Pemain PSS Sleman Antusias Tatap Laga Kontra Tornado Kendal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.