Sebanyak 78 Calon Transmigran Jalani Pelatihan Tujuh Hari di Yogyakarta

Menurut Viva, transmigrasi bukan lagi sekadar perpindahan penduduk, tetapi upaya mengubah nasib dengan tekad kuat dan kesiapan mental. 

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
TRANSMIGRAN: Pembukaan Pelatihan Calon Transmigran Angkatan I, II, dan III Tahun 2025 di Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (BBPPMT) Yogyakarta, Sabtu (27/9/2025). Sebanyak 78 peserta mengikuti pelatihan selama tujuh hari sebagai bekal hidup di daerah tujuan transmigrasi. 

TRIBUNJOGJA.COM - Paradigma baru transmigrasi menekankan kesejahteraan dan kemandirian. Hal itu ditegaskan Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi saat membuka Pelatihan Calon Transmigran Angkatan I, II, dan III Tahun 2025 di Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (BBPPMT) Yogyakarta, Sabtu (27/9/2025).

Menurut Viva, transmigrasi bukan lagi sekadar perpindahan penduduk, tetapi upaya mengubah nasib dengan tekad kuat dan kesiapan mental. 

“Calon transmigran punya tekad sama dengan kami untuk mencapai sejahtera. Di manapun tanah di Indonesia, di situlah rumah kita. Terpenting menyiapkan niat mengubah nasib, dan mental. Karena tidak jarang 3-4 bulan tidak betah ingin pulang kampung. Kami berharap tidak ragu, agar calon transmigran bisa ikut memberi solusi dalam strategi pembangunan nasional. Kami berharap di tanah yang baru bisa meningkat pendapatannya dan tambah kaya. Yakinlah di manapun berada, kita bisa sukses. Kementrian Transmigrasi siap selalu mendampingi,” katanya.

Pelatihan bagi calon transmigran akan berlangsung selama tujuh hari, mulai 27 September hingga 3 Oktober 2025, dengan total durasi 64 jam. Sebanyak 78 peserta yang mengikuti pelatihan akan ditempatkan di daerah transmigrasi seperti Poso, Polewali Mandar, Sidenreng Rappang, dan Halmahera Tengah.

Kepala Pusat Pengembangan SDM Kementerian Transmigrasi, Teguh Hermawan, mengatakan pelatihan bertujuan membekali peserta dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. “Mereka dilatih untuk mengembangkan budidaya peternakan dan perkebunan sebagai bekal hidup di lokasi baru,” ujarnya.

Bupati Sleman, Harda Kiswaya, menilai program transmigrasi strategis bagi pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Ia mengingatkan agar para calon transmigran memanfaatkan pelatihan untuk memperkuat mental dan keterampilan.

“Transmigran akan hidup berdampingan dengan masyarakat setempat, harus bisa menyesuaikan diri dan menerapkan peribahasa di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Manfaatkan pelatihan ini untuk bekal produktif di tanah rantau nanti. Bersama membangun daerah tujuan transmigrasi, menjadi pionir pembangunan dan membawa manfaat bagi keluarga juga bangsa negara. Kami apresiasi pemerintah pusat yang menangani serius transmigrasi dalam kementrian tersendiri. Semoga program transmigrasi bisa semakin maksimal,” kata Harda.

Kementerian Transmigrasi memberikan jaminan hidup sebesar Rp 1,5 juta per bulan, perbekalan Rp 25 juta sebelum keberangkatan, serta pendampingan selama satu tahun. Fasilitas ini diharapkan membuat transmigran mandiri dan mampu meningkatkan taraf hidup di daerah tujuan.

Meski demikian, Viva Yoga Mauladi tidak menutup mata adanya persoalan tumpang tindih lahan di beberapa kawasan transmigrasi. Ia memastikan pemerintah tengah menuntaskan masalah tersebut agar transmigran dapat benar-benar meraih kesejahteraan sekaligus memajukan daerah harapan.

Kepala BBPPMT Yogyakarta, Tunggak Santosa, menambahkan pihaknya siap mendukung penuh pembekalan bagi para peserta.

“Pendekatan yang dilakukan yakni transmigran penggerak, yang bukan hanya berpindah kehidupan tetapi menggali penghidupan baik untuk keluarga maupun masyarakat di tanah rantau,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved