Pinsar Jateng-DIY Sambut Baik Program SPHP Jagung, Harga Pakan Lebih Murah
Melalui program SPHP tersebut, peternak dapat membeli jagung dengan harga Rp 5.500 per kilogram.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jateng-DIY, Parjuni, menyambut baik program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung kepada peternak.
Melalui program SPHP tersebut, peternak dapat membeli jagung dengan harga Rp 5.500 per kilogram.
Parjuni mengatakan harga jagung naik bertahap sejak Juni 2025. Harga naik dari Rp 5.300 menjadi Rp 6.100, kemudian Rp 6.400, dan pada Agustus 2025 mencapai Rp 7.100.
“Dengan SPHP jagung, harga pakan tidak naik, sehingga HPP untuk telur dan ayam stabil, nggak terlalu tinggi. Harga Rp 5.500 itu sudah aman juga di petani, petani jagung nggak rugi,” katanya, Jumat (12/09/2025).
Berdasarkan informasi yang ia terima, SPHP jagung kan disalurkan pekan depan. Ia pun meminta pemerintah untuk melakukan pengawasan serius soal penyaluran SPHP jagung.
Subsidi pemerintah harus dipastikan penerima manfaat adalah peternak. Distribusi pun harus diawasi sungguh-sungguh, jangan sampai salah sasaran.
“Makanya datanya juga harus lengkap. Kalau penerimanya bukan peternak, kan berarti salah juga datanya. Kemarin disepakati penerimanya peternak kecil dulu, populasi di bawah 11 ribu kalau nggak salah,” sambungnya.
Menurut dia, yang harus diwaspadai adalah broker. Ia menilai, broker memiliki kekuatan finansia, sehingga bisa mengendalikan stok dan harga.
Itulah sebabnya, pemerintah harus jeli dalam melakukan pengawasan. Jika menemukan broker menyimpan lebih dari 1-2 minggu, artinya jagung akan ditimbun.
Praktik itulah yang selama ini dilakukan broker atau pedagang jagung. Peternak mau tidak mau membeli jagung dengan harga yang ditawarkan broker.
“Broker yang mengatur harganya, broker tahu kalau peternak nggak punya stok makanya dijual mahal. Awalnya nggak mau beli, tetapi kami kan stok kami terbatas. Mau nggak mau ya beli ke broker dengan harga tinggi. Makanya pemerintah dalam melakukan pantauan harus jeli,” imbuhnya. (maw)
3 Rekor Dunia Guinness World yang Tercatat di Yogyakarta, Terbaru Tahun 2012 |
![]() |
---|
Valuasi Ekonomi Kelelawar Capai Rp9 Miliar per Tahun, Pemerintah Diminta Serius Lindungi Karst |
![]() |
---|
Dosen UMBY Kenalkan Pakan Fermentasi dari Sisa Dapur untuk Ayam Kampung |
![]() |
---|
Senyum Gembira Nenek Endang Setelah Terima Kabar Kasus Dugaan Pelanggaran Hak Siar Dihentikan Polisi |
![]() |
---|
Keracunan MBG Pelajar di DIY, Ombudsman: Program Nyaris Tanpa Pengawasan, Pelanggaran Nir Sanksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.