PSKP UGM: Demonstrasi Bukan Respons Spontan tapi Lahir dari Tekanan Publik
Tindakan represif aparat sebagai salah satu faktor yang memperbesar emosi massa dan menciptakan lingkaran kemarahan yang sulit dikendalikan
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
“Yang lebih mendasar dari empati adalah rasa hormat. Rakyat ini punya potensi besar, dan ketika tidak dihormati, maka kepercayaan akan hilang,” katanya.
Di akhir diskusi Pojok Bulaksumur, para pembicara sepakat bahwa demonstrasi yang terjadi belakangan ini tidak boleh dipandang semata sebagai ancaman, melainkan sebagai cerminan kegelisahan masyarakat yang harus dijawab secara serius oleh negara.
Para narasumber menilai bahwa respons instan dan parsial tidak akan cukup, karena akar persoalan terletak pada struktur politik dan institusi yang belum sepenuhnya menjalankan mandat publik.
Mereka menekankan pentingnya reformasi menyeluruh, mulai dari perbaikan institusi kepolisian, pembenahan partai politik, hingga upaya membuka ruang partisipasi rakyat secara lebih luas. (*)
Cuitan Hangeul Netizen Indonesia Viral Masuk Berita Korea, Demo Indo Didukung Knetz |
![]() |
---|
Nyala Lilin untuk Para Korban Gugur saat Demo Perlawanan Rakyat di Seluruh Indonesia |
![]() |
---|
Ekonom UGM Sebut UKM Paling Terdampak Imbas Demo Besar-besaran, Omzet Harian Hilang |
![]() |
---|
Mahfud MD: Kalau Ada Makar, Tangkap Saja Sesuai Hukum |
![]() |
---|
Mahfud MD Sebut Rangkaian Demo Akumulasi Kekecewaan: Negara Tak Bisa Diurus seperti Warung Kopi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.