Antusiasme Masyarakat Berburu Berkah di Grebeg Maulud Tahun Dal

Momentum tahun dal yang diperingati setiap delapan tahun sekali sonyak membuat prosesi Grebeg Maulud menjadi semakin semarak.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Tita Yuniarti, seorang wisatawan asal Ponorogo, yang sengaja datang ke Yogyakarta untuk mengikuti prosesi Grebeg Maulud, di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Jumat (5/9/2025). 

Jika gunungan lainnya dibagikan kepada masyarakat, Gunungan Brama hanya singgah sejenak di Halaman Masjid Gedhe Kauman guna didoakan dan kembali ke dalam kompleks Kedhaton.

Dengan tujuan, untuk dihaturkan kepada Ngarsa Dalem, keluarga, dan Abdi Dalem yang marak atau sowan di dalam Cepuri Kedhaton.

"Wujud Gunungan Brama mirip Gunungan Estri. Bentuknya seperti silinder tegak dengan bagian tengah sedikit mengecil," terang Kanjeng Kusumo.

Rangkanya terbuat dari bambu dan badannya ditutup dengan pelepah pisang, bagian puncaknya memiliki lubang untuk menempatkan anglo, tungku kecil dari tanah liat. 

Anglo yang diisi arang membara tersebut, digunakan untuk membakar kemenyan, sehingga gunungan terus-menerus mengepulkan asap tebal.

"Itu yang membedakan dengan gunungan yang lain, karena di atas atau di tengah Gunungan Brama mengeluarkan asap sepanjang prosesi berlangsung," ungkapnya.

"Itu namanya Gunungan Brama atau Gunungan Kutug, hanya dikeluarkan pada Garebeg Mulud Tahun Dal, setiap delapan tahun sekali," urai Kanjeng Kusumo. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved