Mahasiswa Amikom Meninggal Setelah Demo

Sudah Ikhlas, Ayah Rheza Sendy Pratama Tidak Ingin Jenazah Putranya Diautopsi 

Dalam pikirannya, ia hanya ingin jenazah Rezha bisa segera dibawa pulang, disalatkan, dan dimakamkan sebagaimana mestinya. 

Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani
IKHLAS - Ayah Rheza Sendy Pratama, Yoyon Surono, sudah ikhlas dan tidak ingin melakukan autopsi dan tidak akan menuntut proses hukum, Selasa (02/09/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Keluarga Rheza Sendy Pratama masih diliputi duka mendalam.

Rheza merupakan mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta yang meninggal saat unjuk rasa di Mapolda DIY pada 31 Agustus 2025 lalu.

Dengan terisak-isak, Yoyon Surono, ayah Rheza sudah mengikhlaskan kepergian putra sulungnya. 

Awalnya, ia hanya mendapat kabar putranya berada di rumah sakit. Ia dan istrinya pun bergegas ke RSUP Dr Sardjito.

Kabarnya, Rheza terkena gas air mata. Di pikirannya Rheza hanya terluka dan diinfus. 

Namun, sesampainya di sana, seluruh tubuh putranya sudah ditutup kain.

Tangisnya pun pecah saat pihak rumah sakit memintanya untuk membuka kain guna memastikan identitas.

“Itu anak saya, anak yang saya besarkan. Saya kondisi sudah ngeblank, saya pikir anak saya cuma diinfus atau apa. Istri saya syok. Waktu sudah agak reda baru dipanggil dokter, bilang (Rheza) dianter (ke RSUP Dr.Sardjito) Polda. Dia (Rezha) sudah dalam kondisi seperti itu (penuh luka),” katanya, Selasa (02/09/2025) 

“Anak saya nggak bernapas, masih ada nadi sedikit, dokter bilang sudah dipasangi alat-alat, tapi nggak bisa (tidak selamat). Saya melihat anak saya seperti orang tidur, seperti belum lama meninggal, dipegang masih hangat,” sambungnya.

Dalam pikirannya, ia hanya ingin jenazah Rezha bisa segera dibawa pulang, disalatkan, dan dimakamkan sebagaimana mestinya. 

Baca juga: Kabar Terbaru Penyebab Kematian Mahasiswa Amikom Yogyakarta Saat Demo Mapolda DIY

Ia menganggap peristiwa yang menimpa putranya adalah musibah.

Pun tidak ingin menuntut proses hukum, sehingga ia tidak ingin jenazah Rheza diautopsi.

Akhirnya ia pun membuat surat pernyataan untuk tidak diautopsi.

“Tidak ada paksaan. Karena memang sejak awal kami tidak ingin autopsi. Saya kurang paham, untuk laporan saja. Intinya kami tidak menginginkan autopsi, itu pertanggungjawaban perkataan kami yang dituangkan dalam secarik kertas. Pengen jenazah segera pulang,” terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved