TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bantul masih tetap ditemukan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mencatat hingga akhir triwulan kedua tahun 2025, ada sekitar 74 kasus HIV/AIDS di Bumi Projo Tamansari.
Kepala Dinkes Kabupaten Bantul, Agus Tri Widiyantara, mengaku kasus itu ditemukan di beberapa fasilitas layanan kesehatan mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit di Bumi Projotamansari.
"Dari hasil asessment skrining tertinggi didapatkan di RSUD Panembahan Senopati. Dan untuk identitas yang bersangkutan asalnya dari mana saja atau warga mana saja tidak bisa disebutkan," katanya kepada Tribunjogja.com, Kamis (7/8/2025).
Disampaikannya, sebaran kasus tersebut terjadi secara beragam. Artinya, tidak hanya dari pekerja seks, tetapi ada ibu rumah tangga.
Dimungkinkan sebaran itu terjadi dikarenakan salah satu pasangan rumah tangga sering berhubungan badan dengan gonta-ganti pasangan.
Baca juga: Sebanyak 41 Warga Bantul Pilih Tulis Kepercayaan di KTP-el, Disdukcapil: Sudah Sesuai Prosedur
Melalui hal itu, kini pihaknya terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi terkait antisipasi terpapar HIV/AIDS.
Pasalnya, sebaran kasus penyebab terbanyak terjadi karena hubungan badan.
"Jadi, kami juga mengimbau masyarakat kalau berhubungan badan, lakukan berhubungan badan yang aman. Artinya ya hanya berhubungan badan dengan pasangan resminya, biar tidak ada infeksi HIV/AIDS dari orang lain," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemantauan dan skrining kesehatan terhadap kasus-kasus tertentu, termasuk HIV/AIDS untuk mengantisipasi sebaran penyakit.
Nantinya, apabila terdeteksi HIV/AIDS maka akan diberikan pengobatan antiretroviral. Di mana, antiretroviral menjadi pengobatan jangka panjang bagi penderita HIV/AIDS.
"Jadi, nanti ada tretment, ada terapi yang harus dijalani oleh penderita HIV/AIDS. Sampai saat ini ya masih cukup banyak yang menjalani perawatan atau terapi itu. Karena ketika terdeteksi harus dilakukan terapi untuk pengobatan," tutup dia.(*)