Bendera 'One Piece' Sempat Terpasang di Prambanan Sleman, Kini Telah Dicopot

Penulis: Ahmad Syarifudin
Editor: Yoseph Hary W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

I;lustrasi Bendera One Piece

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pengibaran bendera One Piece yang merupakan simbol bajak laut dari serial anime asal Jepang kini tengah menjadi sorotan publik menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Indonesia. 

Di Kabupaten Sleman, bendera tersebut dilaporkan juga sempat terpasang di sebuah toko di wilayah Prambanan.

Akan tetapi tidak lama bendera seri manga yang disebut dengan Jolly Roger itu langsung diturunkan si pemasang karena mendapat imbauan. 

"Wilayah Sleman secara umum kondusif. Tidak ada yang pasang bendera one piece. Hanya cuma satu itu (di Prambanan) saja dan sudah clear. Sudah diturunkan dengan kesadaran si pemasang," kata Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Sleman, Samsul Bakri, Selasa (5/8/2025). 

Terkait ukuran bendera, Ia mengaku tidak monitor secara detail karena hanya menerima laporan. Namun, menurut dia ukuran bendera yang terpasang kemungkinan kecil, tidak besar, karena hanya dipasang di toko.

Bendera tersebut dicopot pada awal Agustus lalu melalui pendekatan persuasif maupun imbauan bahwa pemasangan bendera tersebut tidak perlu. 

Sekedar informasi, bendera Jolly Roger yang bergambar tengkorak dengan topi jerami adalah simbol dari kelompok bajak laut Topi Jerami.

Bajak laut ini dipimpin oleh Monkey D Luffy, tokoh utama dalam anime Jepang tersebut. Berdasarkan informasi, bendera yang dikibarkan kru Topi Jerami tersebut bukan hanya simbol kekuatan tetapi juga menyuarakan kebebasan, keyakinan pribadi dan persahabatan. 

Samsul mengatakan, menjelang peringatan ke-80 kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus nanti, pihaknya fokus menggelorakan semangat nasionalisme yang dirayakan oleh masyarakat melalui beragam kegiatan positif.

Mulai dari lomba, hiburan, maupun doa bersama atau tirakatan yang semua itu bertujuan lebih menanamkan dan meningkatkan jiwa rasa nasionalisme di masyarakat. Hal itu lebih berharga dibanding berfikir untuk memasang bendera anime. 

Ia meyakini warga yang memasang bendera one piece di Prambanan bukan bermaksud untuk memberontak. Karena tidak ada indikasi sampai ke gerakan. Akan tetapi lebih karena trend yang beredar di media sosial. 

"Sejauh yang kita pantau, belum ada yang mengarah ke sana (memberontak). Saya yakin warga masih komitmennya nasionalisme sangat tinggi. Belum ada indikasi sampai ke gerakan. Kemungkinan hanya trend," kata Samsul. 

Saat ini Badan Kesbangpol Kabupaten Sleman terus berupaya menumbuhkan semangat nasionalisme warga. Komitmen itu ditunjukkan dengan membagikan ratusan bendera merah putih. Total ada 500an lebih bendera merah putih yang dibagikan melalui even kegiatan di seputar Pemerintah Kabupaten. 

Bukan Pelanggaran Hukum

Kepala Divisi Humas Jogja Police Watch (JPW) Baharuddin Kamba sebelumnya mengimbau aparat kepolisian agar tidak bersikap represif terhadap maraknya pemasangan bendera bajak laut dari serial fiksi One Piece oleh masyarakat.Organisasi pemantau kebijakan publik ini menilai bahwa fenomena tersebut merupakan bentuk ekspresi kritik warga terhadap situasi sosial dan politik saat ini, bukan bentuk pelanggaran hukum.

JPW menilai ekspresi ini mencerminkan kritik publik terhadap berbagai kondisi di tanah air, termasuk kebijakan pemerintah dan situasi penegakan hukum. Karena itu, JPW menilai tidak ada urgensi bagi aparat untuk melakukan tindakan penurunan bendera selama tidak ada pelanggaran aturan yang jelas.

"Sepanjang tidak melanggar hukum, sah-sah saja masyarakat menyampaikan ekspresi melalui bendera One Piece. Pemerintah seharusnya merespons dengan kebijakan konkret, bukan tindakan berlebihan," ujar kamba. (*) 

Berita Terkini