Jenazah Kyai Kromo Ijoyo atau Mbah Celeng yang makamnya terdampak pembangunan jalan tol Jogja- Solo paket 2,2 di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta akhirnya dipindah. Proses pemindahan makam, yang merupakan leluhur warga Ketingan ini diawali dengan ritual doa di hari sebelumnya, yang dipimpin oleh GKR Mangkubumi. Adapun pemindahan makam ini dilakukan setelah ada serat palilah atau izin dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Prosesi pemindahan kemarin diawali dengan sugengan ataupun ritual doa yang dipimpin langsung oleh Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi.
"Kemudian hari ini sudah mendapat palilah untuk dilakukan pemindahan," kata Agung Murhandjanto, pejabat Humas PT Adhikarya, pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo paket 2.2, Kamis (16/1/2025).
Ada tiga jenazah di komplek makam Kyai Kromo Ijoyo yang dipindah.
Satu di antaranya, adalah jenazah Kyai Kromo Ijoyo itu sendiri, yang konon disebut sebagai salah satu prajurit Pangeran Diponegoro saat perang melawan kolonialisme.
Komplek makam dibongkar Kamis pagi, jenazah kemudian dipindah dengan hati-hati menuju komplek makam yang baru, yang sebelumnya telah ditanami dua pohon pule.
Dua pohon Pule sengaja ditanam karena di komplek makam Kyai Kromo Ijoyo sebelumnya, tumbuh dua pohon Pule besar.
Kedua pohon berukuran jumbo tersebut ditebang karena lahannya akan diurug untuk pembangunan jalan tol.
Adapun kompleks makam baru berjarak sekira 300 meter dari kompleks makam sebelumnya.
Komplek makam menempati tanah kas desa (TKD) Kalurahan Tirtoadi seluas 175 meter persegi.
Bangunan makam dibuat berundak dan dipagar keliling.
Liang kubur bagian atas ditempati oleh jenazah Kyai Kromo Ijoyo.
Disebelahnya tersedia satu liang kubur lagi yang digunakan untuk memindahkan makam istrinya.
Sedangkan dibagian pelataran komplek makam, terdapat satu pusara, yang hingga kini belum diketahui namanya.
Menurut Agung, hampir tidak ada kendala dalam proses pemindahan makam.