Ada ratusan murid dari berbagai latar belakang agama pernah mengenyam pendidikan di sekolah ini.
"Tahun 1992 jumlah muridnya mencapai 302 orang. Setiap kelas dibagi jadi tiga A, B, C (rombongan belajar sebutan saat ini)," kata Sukarjo.
Pensiunan guru SD negeri ini mengaku puluhan tahun bekerja dobel, selain sebagai guru, dirinya menjadi kepala sekolah SMP Sanjaya.
"Sudah banyak lulusannya, ada yang menjadi lurah, polisi, guru, dan masih banyak lagi," kata Guru yang saat ini mengampu Bahasa Jawa itu.
Dia menyebut, setiap beberapa tahun sekali anak didik berbagai latar belakang agama datang ke sekolah untuk reuni.
Pria yang setiap hari jalan kaki dari rumah ke sekolah sejauh 1 km ini hanya bisa berharap sekolah ini tetap bisa bertahan hingga selama mungkin. (*)