Batu bata yang menyusun bangunan Pasarean Imogiri tidak direkatkan menggunakan spesi khusus seperti semen.
Diduga batu-batu bata tersebut disusun dengan metode kosod. Permukaan bata yang satu digosokkan dengan permukaan bata yang lain dengan diberi sedikit air hingga keluar semacam cairan pekat.
Cairan pekat inilah yang kemudian melekatkan satu bata dengan bata lainnya.
Metode ini dimungkinkan karena adanya campuran khusus pada bata masa itu yang tidak lagi terdapat pada bata masa kini.
Terdiri dari ratusan anak tangga
Untuk mencapai tempat makam para Raja, Anda harus melewati ratusan anak tangga dan memiliki lebar 4 meter dengan kemiringan 45 derajat menghubungkan pemukiman dengan pemakaman.
Jika dilihat kembali, garis anak tangga dan posisi antar gapura menuju pemakaman, dari bawah hingga ke atas, membentuk sebuah garis lurus.
Setiap bagian anak tangga memiliki arti dan makna tertentu, sebagai berikut:
- Anak tangga dari pemukiman penduduk menuju area dekat Masjid Pajimatan Himagiri berjumlah 32. Jumlah anak tangga ini menandakan Astana Pajimatan Himagiri yang dibangun pada tahun 1632.
- Anak tangga dari area dekat Masjid Pajimatan Himagiri menuju pekarangan Masjid Pajimatan Himagiri berjumlah 13. Jumlah anak tangga ini melambangkan kenaikan takhta Sultan Agung Anyakrakusuma sebagai raja Mataram pada tahun 1613.
- Anak tangga dari pekarangan Masjid Pajimatan Himagiri menuju tangga terpanjang berjumlah 46. Jumlah anak tangga ini menandakan kemangkatan Sultan Agung pada tahun 1646.
- Anak tangga terpanjang berjumlah 346. Jumlah anak tangga ini menandakan Astana Pajimatan Himagiri yang dibangun secara bertahap selama 346 tahun.
- Anak tangga di sekitar kolam berjumlah 9. Jumlah anak tangga ini melambangkan 9 anggota Walisanga.
Meski jumlahnya ratusan, anak-anak tangga ini dibuat pendek untuk memudahkan para peziarah yang datang mengenakan pakaian adat.
Aturan untuk mengenakan pakaian adat tesebut masih berlaku sampai saat ini untuk area-area tertentu.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika pengunjung dapat menghitung anak tangga dengan benar maka semua keinginannya akan terkabul.
Asal usul nama Pajimatan Imogiri
Nama Pajimatan Imogiri yang disematkan pada Makam Raja Imogiri berasal dari gabungan dua suku kata ‘pajimatan’ dan ‘imogiri’.
Pajimatan berasal dari kata ‘jimat’ yang mendapat awalan pa- dan akhiran –an, untuk menunjukkan tempat, sehingga bermakna sebagai tempat untuk jimat atau tempat pusaka.
Sedangkan Imogiri atau Imagiri berasal dari kata ‘ima’ atau ‘hima’ yang berarti berawan atau awan yang meliputi gunung, dan giri yang berarti gunung.