Gunung Merapi mulai bergejolak pada awal tahun 1972.
Kemudian, pada 15 April 1972, letusan Merapi digolongkan tipe volkanian, menghasilkan semburan asap hitam setinggi 3 km.
Saat itu, hujan abu hingga mencapai wilayah Weleri, Kendal, dan Semarang.
Awan panas meluncur sejauh 7 km ke arah Kali Blongkeng, Putih, Batang, dan Krasak.
Tercatat ada setidaknya 200 orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Merapi pada 1972-1973.
10 Oktober 1986
Lebih dari satu dekade usai erupsinya menewaskan 200 orang, Gunung Merapi kembali beraktivitas.
Tercatat, Gunung Merapi membentuk kubah lava sebanyak 4.000.000 meter kubik.
Selain itu, pada 10 Oktober 1986 terjadi guguran awan panas sejauh 3,6 km.
2 Februari 1992
Pada 2 Februari 1992, Gunung Merapi aktif kembali.
Salah satu gunung teraktif di nusantara ini membentuk kubah lava lagi.
Saat itu, awan panas meluncur sejauah 6,5 km ke arah Kali Snowo dan Sat.
22 November 1994
Dua tahun kemudian, Gunung Merapi kembali erupsi.
Erupsi Merapi kali ini menghasilkan awan panas yang mengarah sejauh 1,5 km ke arah Kali Boyong.
Desa Turgo dan Desa Tlogo Nirmolo di Kabupaten Sleman, DIY, tersapu awan panas.
Tercatat, erupsi Gunung Merapi pada 22 November 1994 tersebut menewaskan 67 orang korban.
Mereka meninggal dunia terkena semburan awan panas.
14 - 17 Januari 1997
Pada 14 Januari 1997 sampai 17 Januari 1997, Gunung Merapi mengalami erupsi lagi.
Tercatat, ada setidaknya 18.000 orang mengungsi, tetapi tidak ada korban jiwa dalam erupsi ini.
Awan panas mengalir sejauh 6 km ke arah Kali Krasak, Bebeng, dan Boyong.
Aktivitas Gunung Merapi terpantau membentuk kubah lava.
Hujan abu mengguyur wilayah Sleman, Klaten, Boyolali, dan Magelang.
11 - 19 Juli 1998
Merapi mengeluarkan awan panas sejauh 5 km ke arah Kali Sat, Lamat, Blongkeng, dan Senowo.
Erupsi Merapi ini terjadi pada 11 Juli 1998 sampai 19 Juli 1998.
Hujan abu terjadi di daerah Muntilan, Temanggung, dan Purworejo.
Tidak ada korban jiwa dalam erupsi Gunung Merapi kali ini, namun hampir 6.000 orang tercatat mengungsi.
10 Februari 2001
Pada 10 Februari 2023, Gunung Merapi kembali aktif mengeluarkan awan panas sejauh 4,5 km ke bagian barat, yaitu ke arah Kali Sat, Kali Senowo, Kali Bebeng, dan Kali Lamat.
Hujan abu tercatat mencapai radius 80 km. Sedikitnya ada 12.000 orang mengungsi.
Mei - Juni 2006
Banyak warga Jogja mengira bahwa gempa bumi di Jogja pada 27 Mei 2006 silam adalah gempa vulkanik lantaran Gunung Merapi sedang erupsi.
Namun, kemudian terungkap bahwa gempa Jogja pada 2006 itu adalah gempa tektonik.
Gunung Merapi memang mengalami erupsi pada Mei-Juni 2006.
Gunung ini kembali aktif, ditandai dengan pertumbuhan kubah lava di puncaknya.
Merapi meletus, mengeluarkan awan panas sejauh 6 km ke arah Kali Gendol, Krasak, Boyong, dan Opak.
Letusan Gunung Merapi pada 2006 ini terjadi sebanyak enam kali, yaitu pada:
- 15 Mei 2006
- 4 Juni 2006
- 5 Juni 2006
- 8 Juni 2006
- 9 Juni 2006, dan
- 14 Juni 2006
Erupsi Merapi kali ini, merusak wilayah Kaliadem, Kabupaten Sleman.
Hujan abu terpantau terjadi di Kecamatan Cangkringan dan Pakem, serta di wilayah Magelang dan Boyolali.
Tercatat, sebanyak 2 orang tewas dan 12.000 orang mengungsi.
Oktober - November 2010
Tahun 2010 menjadi momen bersejarah bagi Gunung Merapi.
Gunung ini mengalami erupsi terbesar sejak 80 tahun terakhir atau sejak 1930.
Erupsi Merapi mengeluarkan awan panas sejauh 8 km ke arah Kali Gendol, Opak, Boyong, Bedog, dan Krasak.
Hujan abu menyebar hingga ke Kebumen, Banyumas, Cilacap, dan Ciamis.
Gunung Merapi mengalami erupsi tiga kali, yaitu pada:
- 26 Oktober 2010
- 29 Oktober 2010, dan
- 5 November 2010
Tercatat, sebanyak 332 orang meninggal dunia akibat erupsi Merapi pada Oktober-November 2010 tersebut.
Sementara itu, korban luka-luka tercatat sebanyak 1.705 orang dan jumlah pengungsi mencapai 69.533 orang.
Lebih lanjut, terdapat 2.447 rumah warga rusak.
Mei 2018
Gunung Merapi mengalami erupsi lagi pada Mei 2018.
Tercatat pada 11 Mei 2018, Gunung Merapi mengalami letusan bertipe freatik.
Merapi mengeluarkan gas dan asap dengan tinggi kolom abu mencapai 5.500 meter dari puncak gunung pada tanggal.
Kemudian, terjadi hujan abu di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo.
Selanjutnya, pada 21 Mei 2018, Gunung Merapi kembali mengalami letusan freatik dengan kolom letusan mencapai 1.200 meter.
Letusan freatik ini mengubah karakter erupsi Merapi pasca letusan besar tahun 2010. Sebab, kawah Gunung Merapi tidak lagi ditutupi oleh kubah.
Januari - Februari 2019
Pada 29 Januari 2019 dan 7 Februari 2019, Gunung Merapi mengeluarkan APG dengan jarak luncur 2 km ke arah hulu Kali Gendol, Kabupaten Sleman.
27 Maret 2020
Masa awal terjadinya pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu, Gunung Merapi juga mengalami erupsi.
Merapi mengeluarkan awan panas diikuti hujan abu bercampur pasir.
Tercatat, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ada 47 desa di 8 kecamatan yang diguyur hujan abu.
4 Januari 2021
Sekitar dua tahun lalu, tepatnya pada 4 Januari 2021, Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas.
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas dan guguran lava pijar.
Selain itu, Gunung Merapi juga mengalami pertumbuhan kubah lava baru.
Fenomena ini menandakan dimulainya fase erupsi Gunung Merapi.
11 Maret 2023
Seperti telah disebutkan sebelumnya dan seperti yang telah diwartakan Tribunjogja.com, pada Sabtu, 11 Maret 2023, Gunung Merapi mengalami erupsi.
Sekira pukul 12:12 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km ke arah barat daya, arah Kali Bebeng dan Krasak.
Pada saat kejadian, angin bertiup ke arah barat laut-barat. Dilaporkan terjadi hujan abu di sektor barat laut-utara dengan intensitas bervariasi.
Hujan abu dilaporkan mencapai Kota Magelang.
Baca juga: FOTO-FOTO Dampak Erupsi Gunung Merapi di Desa Krinjing Magelang
Baca juga: FOTO-FOTO Erupsi Merapi Sabtu 11 Maret 2023 Mulai Awan Panas Hingga Hujan Abu
Demikian catatan sejarah Erupsi Gunung Merapi sejak tahun 1954 sampai hari ini, Sabtu (11/3/2023). (Tribunjogja.com/ANR)