Kerabat serta anak-anaknya yang masih kecil menyaksikan insiden naas itu.
Baca juga: Akhir Cerita Guru Ngaji di Bandung yang Perkosa 13 Santriwatinya, Berujung Vonis Hukuman Mati
Saksi mata, Luiza Ferreira (20) mengatakan beberapa pertujukkan kembang api tanpa izin memang banyak terjadi di pantai.
"Saya melihat kilatan besar tepat saat tengah malam dan saya memeluk ibu saya dan kemudian semua orang mulai berteriak.," ujarnya seperti yang dikutip dari Tribunnews.com yang melansir pemberitaan The Sun.
"Saya melihat seorang wanita terbaring di tanah berdarah, dan anak laki-laki yang bersamanya juga terbaring di tanah."
"Orang lain berlari untuk menjauh dari daerah itu."
Elisangela meninggal secara tragis karena luka di dadanya.
Pemakaman ibu dua anak tersebut berlangsung pada Senin sore (2/1/2023), bertempat di kota asalnya Sao Paulo.
Sepupu Elisangela Tinem yang berusia 41 tahun diketahui telah memberi tahu polisi bahwa kembang api meledak setelah tersangkut di pakaiannya.
Telah dipastikan bahwa kembang api yang mematikan itu tidak dinyalakan oleh salah satu kerabat Elisangela Tinem.
Kini investigasi sedang berlangsung saat polisi meluncurkan perburuan untuk menemukan orang yang menyalakan kembang api itu. (*)