Di kampung Lekong RT 06, Kalurahan Bawuran bukan cuma Sutamto.
Di sana, terdapat belasan rumah penduduk lainnya.
Persoalan tentang luapan air lindi dan drainase menurut Sutamto sudah sering disampaikan kepada pengelola TPST Piyungan.
Namun diakui dia belum pernah ada respon menggembirakan.
"Sudah sering mengadu tapi belum direspon," ungkapnya.
Warga Minta Drainase Sementara, dan Dermaga Pembuangan Siap Jika TPST Piyungan Ingin Dibuka
Sebelumnya, warga seputar lokasi yang memblokade TPST Piyungan meminta agar Pemerintah menyiapkan terlebih dahulu dermaga tempat pembuangan sampah dan drainase sementara agar air bisa mengalir semestinya saat hujan.
"Kami tidak meminta apa-apa. Cuma itu, tolong dipenuhi terlebih dulu," kata Maryono, sebagai Juru bicara warga ditemui di lokasi.
Permintaan Maryono yang mengaku atas nama warga seputar lokasi bukan tanpa alasan.
Menurut dia, ketika dermaga pembuangan belum siap tapi sudah dibuka maka dipastikan akan terjadi antrean panjang lagi.
Sama halnya seperti beberapa waktu lalu, kata dia, hampir selama satu bulan truk pengangkut sampah mengalami antrean panjang lebih - kurang satu kilometer dikarenakan tempat pembuangan sampah penuh.
Hal itu yang membuat dirinya bersama warga, melakukan penutupan. Sebab, warga merasa sangat terganggu dengan antrean truk yang menurutnya sangat menggangu jalan.
Apalagi, disertai bau menyengat karena sampah dibuang ditepi jalan.
"Silahkan warga masyarakat membuang sampah, asalkan diperbaiki. Kami mohon tempat pembuangan ready dulu," katanya.
Selain soal dermaga pembuangan sampah yang harus disiapkan, Maryono juga meminta agar dibuatkan drainase sementara.
Baca juga: DLHK DIY Sebut Butuh Waktu Seminggu Agar Semua Sampah di Depo Bisa Diangkut ke TPST Piyungan
Baca juga: Masih Terkendala Akses, Sampah di Depo Kota Yogyakarta Belum Bisa Diangkut ke TPST Piyungan