1. Jangan membuang waktu
Jangan menyerahkan pengobatan kepada bukan ahlinya.
Segeralah bawa korban ke rumah sakit. Korban harus beristirahat sebanyak mungkin.
2. Fasilitas rumah sakit lengkap
Pastikan rumah sakit tersebut dilengkapi dengan peralatan untuk membantu pernapasan, pemantauan jantung dan keadaan darurat resusitasi.
Ini untuk mengatasi efek gagal pernafasan dan jantung akibat gigitan cobra atau krait.
Korban kemungkinan juga akan membutuhkan fasilitas untuk menangani transplantasi darah, plasma dll dan dialisis.
Dalam hal ini gigitan oleh ular berbisa atau colubrid yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
3. Bawa ular bersama korban
Mintalah seseorang untuk menemukan dan membawa ular beserta korban ke rumah sakit tersebut.
Jika tak memungkinkan, coba minta korban untuk mendeskripsikan ular yang telah menggigitnya.
Rumah sakit di Indonesia biasanya tidak memiliki staf yang memiliki pengetahuan lebih mengenai jenis-jenis ular.
Sehingga gambaran mengenai ular tersebut akan sangat membantu staf rumah sakit untuk mengidentifikasikan gejala yang akan dialami korban.
4. Antivenin
Antivenin (antivenom) hanya boleh digunakan jika dibuat dari spesies yang sama dan berasal dari negara yang sama dengan ular.
Perawatan antivenin berisiko karena ada itu biasanya menyebabkan reaksi alergi yang parah dan hanya sepadan jika dilakukan. (*)