TRIBUNJOGJA.COM - Ular piton terkenal dengan lilitannya yang sangat mematikan.
Sedangkan king kobra kondang dengan bisanya yang sangat mematikan dalam sekejap.
Bila keduanya bertarung, siapa yang jadi pemenangnya?
Media sosial dihebohkan dengan video pertarungan antara seekor ular king kobra dengan ular piton.
Pada video tersebut tampak seekor king kobra berusaha melepaskan diri dari lilitan ular piton.
King kobra tersebut kewalahan dengan kuatnya lilitan ular piton hingga ia menggigitnya.
Meski sang ular king kobra tersebut mati akibat lilitan sang piton, namun piton tersebut mati keracunan setelah digigit di bagian belakang kepalanya.
Pertarungan antara ular king kobra dengan piton raksasa tersebut berakhir seri secara mengenaskan.
Video tersebut diunggah oleh akun Youtube Lelucon Negeri pada Kamis (1/2/2018).
Baca: Ular Piton Tangkapan Ogah Makan, Sang Pawang Beraksi Suapi Si Ular Pakai Daging Ayam
5 Ular Mematikan
Bukan rahasia umum bila ular merupakan salah satu binatang yang paling ditakuti oleh masyarakat Indonesia.
Ular adalah binatang reptilia tak berkaki yang bertubuh panjang.
Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata).
Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka-tutup.
Di Indonesia sendiri terdapat banyak jenis ular, baik yang tak berbisa maupun berbisa.
Bahkan di Indonesia, terdapat beberapa jenis ular berbisa yang dinilai paling berbahaya dan mematikan.
Dirangkum Tribunjogja.com dari berbagai sumber, berikut 5 jenis ular berbisa paling berbahaya yang sering dijumpai di Indonesia :
1. Kobra
Ada tiga spesies umum Kobra di Indonesia.
Tiga jenis tersebut biasa ditentukan melalui aneka ragam warna.
Tiga jenis variasi warna tersebut yaitu dari hitam polos, coklat atau hijau zaitun yang biasa bercampurdengan warna kuning.
Cobra besar aktif dan bergerak cepat dan biasanya akan keluar dari jalanmu. Mereka hanya menunjukkan leher 'ketika mereka terpojok.
2. Kraits
Ular jenis ini biasanya memiliki sifat pemalu dan biasa aktif di malam hari.
Meskipun tak terlihat agresif, mereka memiliki kebiasaan memasuki rumah di malam hari.
Kraits juga memiliki racun yang sangat kuat.
Jika mereka menggigit, korban hanya memiliki 50% kemungkinan selamat.
3. Vipers
Vipers merupakan ular berbisa ditemukan di berbagai habitat termasuk cabang-cabang pohon dan semak-semak kecil.
Mereka memiliki sifat pemalu, cenderung bersembunyi dan sulit dilihat.
4. Colubrids
Ini adalah keluarga besar dan beragam termasuk ular Garter, ular tikus dan ular anggur.
Sebagian besar diyakini tidak berbahaya.
Namun Colubrids harus tetap diwaspadai karena memiliki bisa yang mematikan.
5. Ular Karang
Ular karangbiasa membuat tempat tinggal dengan menggali di bawah karang.
Ular Karang memiliki spesifikasi yang mirip dengan penampilan Kraits , tetapi biasanya memiliki warna yang lebih cerah.
Pengaruh Gigitan
Gigitan dari Kobra dan Viper sangat menyakitkan dan membuat masalah yang cukup serius jika tak segera ditangani.
Namun gigitan dari Kraits, ular laut, dan ular Colubrid efeknya tak akan segera terasa oleh korban.
Meskipun begitu gigitan dari dua ular tersebut tetap dapat menimbulkan masalah fatal.
Dalam kasus gigitan ular jenis Colubrid, gejala serius biasanya akan muncul dalam waktu lama dan bahkan membutuhkan lebih dari satu hari.
Efek klinis berkisar dari kelumpuhan,gangguan darah seperti pembekuan atau pendarahan yang berlebihan.
Pengobatan
1. Jangan membuang waktu
Jangan menyerahkan pengobatan kepada bukan ahlinya.
Segeralah bawa korban ke rumah sakit. Korban harus beristirahat sebanyak mungkin.
2. Fasilitas rumah sakit lengkap
Pastikan rumah sakit tersebut dilengkapi dengan peralatan untuk membantu pernapasan, pemantauan jantung dan keadaan darurat resusitasi.
Ini untuk mengatasi efek gagal pernafasan dan jantung akibat gigitan cobra atau krait.
Korban kemungkinan juga akan membutuhkan fasilitas untuk menangani transplantasi darah, plasma dll dan dialisis.
Dalam hal ini gigitan oleh ular berbisa atau colubrid yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
3. Bawa ular bersama korban
Mintalah seseorang untuk menemukan dan membawa ular beserta korban ke rumah sakit tersebut.
Jika tak memungkinkan, coba minta korban untuk mendeskripsikan ular yang telah menggigitnya.
Rumah sakit di Indonesia biasanya tidak memiliki staf yang memiliki pengetahuan lebih mengenai jenis-jenis ular.
Sehingga gambaran mengenai ular tersebut akan sangat membantu staf rumah sakit untuk mengidentifikasikan gejala yang akan dialami korban.
4. Antivenin
Antivenin (antivenom) hanya boleh digunakan jika dibuat dari spesies yang sama dan berasal dari negara yang sama dengan ular.
Perawatan antivenin berisiko karena ada itu biasanya menyebabkan reaksi alergi yang parah dan hanya sepadan jika dilakukan. (*)