Malam Tirakatan Jelang HUT Ke-80 RI, Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Kembali ke Jati Diri Bangsa
KGPAA Paku Alam X menegaskan kemerdekaan bukan sekadar perayaan, melainkan ikrar berkelanjutan untuk menjaga kebenaran dan martabat bangsa.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menjelang peringatan HUT ke-80 RI, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, melalui sambutan yang dibacakan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam pada Malam Tirakatan di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Sabtu (16/8/2025) malam, mengajak masyarakat memurnikan hati, meneguhkan persatuan, dan memperkuat keadilan sosial agar tak seorangpun tertinggal.
Dalam kesempatan tersebut, KGPAA Paku Alam X menegaskan kemerdekaan bukan sekadar perayaan, melainkan ikrar berkelanjutan untuk menjaga kebenaran dan martabat bangsa.
“Di malam Tirakatan ini, marilah kita heningkan hati. Kita pusatkan batin dalam khusyuk doa, menapaki kembali lorong-lorong sejarah, yang dulu ditebus dengan perjuangan. Negeri ini tidak lahir dari tepuk tangan dan sorak-sorai kemenangan, melainkan dari lengking perjuangan dan semangat kebangsaan para syuhada, yang mencintai bangsanya melebihi dirinya sendiri," ujar KGPAA Paku Alam X.
Sri Paduka mengingatkan kembali makna Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai komitmen sebuah bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri.
“Makna Proklamasi adalah ikrar sebuah bangsa, untuk berdiri di atas kaki sendiri, dengan harga diri, dengan martabat, dengan keyakinan, bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan menjaga siapa pun yang menjaga kebenaran,” ujarnya.
Pada momen tirakatan yang menjadi tradisi jelang 17 Agustus itu, Sri Paduka mendorong masyarakat menata kembali relasi sosial yang berkeadilan.
Baca juga: KGPAA Paku Alam X Kukuhkan 38 Paskibraka DIY, Siap Kibarkan Merah Putih di Istana Kepresidenan
Sri Paduka menekankan pentingnya “membangun kembali rasa kemanusiaan yang adil dan beradab”, menjalin persatuan, serta memajukan kemaslahatan melalui musyawarah.
Sri Paduka menafsirkan kemerdekaan sebagai “perjanjian batin dengan masa depan”, sembari mengajak publik menengok akar nilai dan kearifan lokal.
“Kemerdekaan adalah perjanjian batin dengan masa depan. Dan selayaknya spirit ‘Sangkan Paraning Dumadi’, marilah kita kembali ke jati diri bangsa, menengok akar nilai-nilai luhur yang telah lama diajarkan, dan menjadikannya suluh dalam tindakan kita sehari-hari," tutur Sri Paduka.
Seruan ini dipadukan dengan ajakan mendoakan para pahlawan yang gugur “bukan karena ambisi, tetapi karena cinta.”
Sri Paduka turut menyampaikan harapan agar pengorbanan para pejuang terus menjadi obor bagi langkah bangsa.
Sri Paduka menutup pesannya dengan ajakan menjalani malam tirakatan dalam kepasrahan dan perenungan, agar arah bangsa tetap sejalan dengan cita-cita Proklamasi.
“Dengan perenungan seperti itu, marilah kita jalani Malam Tirakatan, dengan berpasrah diri ke haribaan-Nya, agar bangsa ini tetap di jalan lurus-Nya, sesuai cita-cita Proklamasi," harap Sri Paduka. (*)
PORDA XVII DIY 2025 Resmi Ditutup, Sleman Sabet Juara Umum, Kulon Progo Jadi Tuan Rumah Berikutnya |
![]() |
---|
Pemda DIY Genjot Ekosistem Riset, Swasta Diminta Ambil Peran |
![]() |
---|
Sri Sultan Paparkan Visi Pariwisata DIY 2026–2045: Berkualitas hingga Berdaya Saing Internasional |
![]() |
---|
Tinjau Porda DIY XVII 2025, KGPAA Paku Alam X Apresiasi Atlet Muda DIY |
![]() |
---|
TPA Piyungan Masih Jadi Tumpuan Sampah Kota Yogyakarta, Kapasitas Terbatas hingga 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.