Ide Wali Kota Yogyakarta untuk Tertibkan Pengamen di Kawasan Malioboro
Ide itu dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjung maupun wisatawan yang menikmati suasana Malioboro.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memiliki ide untuk menertibkan sekaligus menata pengamen yang selama ini beroperasi di kawasan Malioboro.
Gagasan tersebut disampaikan Hasto Wardoyo terkait maraknya fenomena banyaknya pengamen liar di kawasan Malioboro yang menjadi ikon Kota Yogyakarta.
Salah satu ide yang dicanangkan Hasto Wardoyo yakni mewacanakan sistem basic salary atau gaji pokok untuk pengamen di kawasan Malioboro.
Hal itu juga dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjung maupun wisatawan yang menikmati suasana Malioboro.
"Saya inginnya di Malioboro tidak ada pengamen-pengamen yang mengejar-ngejar pengunjung, orang-orang makan, begitu," katanya, Selasa (12/8/2025).
Menurutnya, aktivitas mengamen di Malioboro sejatinya tidak terlalu jadi masalah, sepanjang diatur dan tidak mengganggu kenyamanan pengunjung dan wisatawan.
Dalam artian, pengamen tidak boleh lantas agresif atau marah-marah dan mengejar pengunjung ketika tidak mendapat imbalan selaras yang diharapkan.
"Pengamen mungkin masih ada, tapi bukan pengamen yang ngejar pembeli. Jadi pengamen yang menaruh itu secara pasif, dikasih syukur, kalau ngga dikasih ngga apa-apa, kan bisa diatur," cetusnya.
Baca juga: Kisah Kebangkitan Tojoyo, Kuliner Legendaris yang Kini Hadir di Malioboro Jogja
Hasto juga mempunyai wacana untuk menetapkan titik-titik khusus yang diperkenankan untuk aktivitas mengamen di sepanjang kawasan Malioboro.
Nantinya, pengamen yang bersedia ditempatkan di lokasi tersebut, bakal mendapat bantuan pembiayaan dari pemerintah daerah, melalui dinas terkait.
"Saya punya ide, bagaimana kalau pengamen itu diperbolehkan di beberapa titik (di Malioboro). Tapi di titik itu disuport, ada dukungan," ungkap Wali Kota.
"Dalam arti, ada anggaran dari Dinas Kebudayaan atau apa untuk pembiayaan di titik itu. Jadi, tidak usah ngejar-ngejar. Ketika dikasih basic sallary Rp250 ribu atau berapa, kan ngga usah terlalu ngoyo," urainya.
Lebih lanjut, Hasto Wardoyo menyampaikan, upaya penertiban pengamen di kawasan Malioboro itu sejalan dengan arahan Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.
Menurutnya, Ngarsa Dalem menghendaki supaya Pemkot Yogyakarta memperhatikan penuh ketertiban sumbu filosofi dari berbagai macam aspek.
"Jadi, sambil saya menindaklanjuti arahan Ngarsa Dalem untuk bisa merawat sumbu filosofi. Beri waktu untuk menertibkan ini, dua bulan ke depan," katanya.
Tanpa APBD, 'Ember Gotong Royong' Jadi Jurus Pemilahan Sampah di Kota Yogya |
![]() |
---|
Kurangi Beban Depo, Kota Yogyakarta Dapat Kuota Pembuangan ke TPA Piyungan 50 Ton Per Hari |
![]() |
---|
Tanpa Ingar Bingar, Peringatan HUT Kota Yogya Jadi Momentum Perubahan Fokus Pengelolaan Sampah |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Siapkan Skema Darurat Atasi Krisis Sampah Dampak Pembatasan TPA Piyungan |
![]() |
---|
Ribuan Pesilat Turun ke Jalan Malioboro Meriahkan Pawai PMF 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.