Meneladani Sopan Santun dalam Islam: Akhlak Mulia yang Membawa Keberkahan
Meneladani sopan santun dalam Islam bukanlah sekadar mematuhi norma sosial, melainkan menjalankan perintah agama yang bernilai ibadah.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Kedudukannya sangat tinggi, bahkan Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad)
Hadis ini menegaskan bahwa misi kerasulan berkaitan erat dengan pembentukan karakter dan adab umat.
2. Jenis-Jenis Sopan Santun dalam Islam
Adab kepada Allah SWT
- Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
- Bersyukur atas nikmat-Nya, sabar dalam ujian.
- Tidak berputus asa dari rahmat-Nya dan selalu berprasangka baik (husnuzan).
Adab kepada Rasulullah
- Mengikuti sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari.
- Mencintai beliau lebih dari diri sendiri (HR. Bukhari).
- Tidak meninggikan suara di atas suara beliau (QS. Al-Hujurat [49]: 2).
Adab kepada Sesama Manusia
- Mengucapkan salam, berbicara dengan kata-kata yang baik (HR. Bukhari).
- Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
- Tidak mencela, memaki, atau mempermalukan orang lain.
Adab kepada Diri Sendiri
- Menjaga kebersihan tubuh, pakaian, dan lingkungan.
- Mengatur waktu antara ibadah, bekerja, dan istirahat.
- Menjauhi perilaku yang merendahkan martabat diri.
3. Dalil dan Hadis tentang Pentingnya Sopan Santun
Beberapa hadis Rasulullah menegaskan nilai adab:
- “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim).
- “Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari & Muslim).
- “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi).
Dalil ini menunjukkan bahwa adab bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian integral dari keimanan.
4. Manfaat Meneladani Sopan Santun
- Mendapatkan keberkahan hidup, Allah SWT mencintai hamba-Nya yang berakhlak mulia.
- Mempererat hubungan sosial, Adab menciptakan rasa aman, nyaman, dan saling menghargai.
- Menjadi jalan dakwah, Perilaku yang santun bisa menjadi pintu masuk hidayah bagi orang lain.
- Menjaga persatuan umat, Sopan santun mencegah perselisihan dan fitnah.
5. Teladan Nyata dari Kehidupan Rasulullah
Rasulullah tidak pernah memotong pembicaraan orang lain, tidak pernah menghardik pembantu, bahkan terhadap musuh pun beliau menunjukkan kesopanan.
Dalam Perjanjian Hudaibiyah, meski kaum Quraisy bersikap keras, beliau tetap menahan emosi dan berbicara dengan lemah lembut demi tercapainya perdamaian.
FTSP UII Gelar Summer School, Hadirkan Mahasiswa Enam Negara Belajar Kebencanaan Geologi |
![]() |
---|
Ciri-Ciri Munafik Menurut Hadis dan Cara Menyelamatkan Diri Darinya |
![]() |
---|
Beruntungnya Jadi Wanita, Ini 6 Keistimewaan Perempuan dalam Islam |
![]() |
---|
Jauhi Akhlak yang Buruk: Menyelamatkan Diri dari Dosa-Dosa Besar |
![]() |
---|
UII Mewisuda 1.100 Mahasiswa, Sumbangsih untuk Kemajuan Bangsa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.