FTSP UII Gelar Summer School, Hadirkan Mahasiswa Enam Negara Belajar Kebencanaan Geologi

Program ini menghadirkan mahasiswa dari enam negara dengan fokus pada kebencanaan geologi dan strategi mitigasi.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
SUMMER SCHOOL: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indoensia (UII) menggelar Summer School Program GeoAdventures: Bridging Nature and Resilience pada 25–29 Agustus 2025 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indoensia (UII) menggelar Summer School Program GeoAdventures: Bridging Nature and Resilience pada 25–29 Agustus 2025.

Adapun program ini menghadirkan mahasiswa dari enam negara dengan fokus pada kebencanaan geologi dan strategi mitigasi.

Kegiatan tersebut diikuti 30 peserta ini berasal dari Malaysia, Irak, Pakistan, Timor Leste, Yaman, dan Indonesia.

Selama lima hari, mereka akan mengikuti kuliah singkat, praktik laboratorium, lokakarya perencanaan mitigasi, hingga kunjungan lapangan ke daerah berisiko bencana geologi.

Selain itu, peserta juga diajak menjelajahi budaya lokal melalui tur budaya dan aktivitas interaktif.

Prof. Ilya Fadjar Maharika, Ph.D., IAI, Dekan FTSP UII, menjelaskan bahwa program ini berangkat dari keunikan keilmuan yang dimiliki UII.

“Saya memandang dari dua sisi. Yang pertama, bahwa setiap perguruan tinggi, khusus untuk prodi, itu kan harus punya ciri keilmuan. Sipil misalnya, ya banyak yang bisa dipelajari dari teknik sipil, tapi setiap prodi mesti harus punya mission driven-nya itu apa. Nah, teman-teman teknik sipil sudah menyepakati bahwa kebencanaan itu menjadi dimensi untuk penciri atau uniqueness dari sisi keilmuan. Sehingga posisi yang unik ini benar-benar diartikulasikan masuk ke dalam kurikulum,” jelas Ilya saat diwawancara.

Dia mengatakan, posisi geografis Indonesia yang rawan bencana menjadi alasan penting UII menjadikan isu kebencanaan sebagai fokus akademik.

Namun, bencana yang dipelajari tidak hanya terbatas pada bencana alam, melainkan juga bencana yang disebabkan oleh manusia.

“Bencana itu ada dua sekarang. Yang kita miliki itu bencana alam, tapi ada bencana yang jauh lebih mengerikan, bencana yang dibuat oleh manusia, antroposemik disaster itu, mulai dari yang paling mudah kita kenali ya perang. Irak saya kira sudah mengalami itu, Ukraina, Gaza jangan lupa, itu bencana yang betul-betul murni diakibatkan oleh manusia,” tambahnya. (Ard)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved