Inovasi Mahasiswa KKN PPM UGM, Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia Tak Lagi Menakutkan di Malam Hari

Kedatangan para mahasiswa UGM di Sungai Nyalo bukan hanya membawa semangat muda, tapi juga harapan baru.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
TENAGA SURYA - Mahasiswa KKN-PPM UGM, Muhammad Jati, memperlihatkan lampu bertenaga surya 700 Watt yang bisa menerangi jalan di Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Sabtu (2/8/2025) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dulu, saat malam turun di Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Selatan, gelap seakan menelan jalan-jalan setapak yang sepi dan acapkali becek.

Tiang-tiang lampu yang pernah berdiri hanya tinggal kenangan. Warga bergantung pada cahaya temaram dari teras rumah.

Tidak jarang ada yang terperosok saat melintasi jalan cor blok yang tak kasat mata dalam gelap.

Namun Sabtu (2/8/2025) itu, wajah Yandri Chandra (34) warga desa tersebut, tampak cerah.

Tepat di depan rumahnya, berdiri tegak sebuah tiang lampu setinggi lima meter, bukan sembarang lampu, melainkan penerangan bertenaga surya hasil karya para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Sekarang tidak takut lagi kalau jalan malam-malam. Alhamdulillah, terang sekali,” ujarnya sambil tersenyum puas setelah ikut membantu menggali lubang tiang lampu.

Kedatangan para mahasiswa UGM di Sungai Nyalo bukan hanya membawa semangat muda, tapi juga harapan baru.

Mereka datang tak sekadar tinggal sementara.

Baca juga: Pemblokiran Rekening Nganggur oleh PPATK, Pakar UGM: Kebijakan yang Kurang Profesional

Mereka menyimak, berdialog, dan memahami keresahan warga. Kegelapan malam menjadi salah satu perhatian utama.

“Sebelum mulai pemasangan, kami survei dulu titik-titik paling gelap dan yang sulit dijangkau listrik,” kata Muhammad Jati, mahasiswa Teknik Fisika UGM yang tergabung dalam tim KKN.

Hasilnya, sepuluh titik rawan gelap kini diterangi lampu berdaya 700 watt yang ramah lingkungan, tanpa membebani tagihan listrik warga.

Mereka menggunakan tenaga panel surya menyerap energi siang hari dan menerangi malam secara otomatis.

Setiap unit menelan biaya sekitar Rp3-4 juta didukung oleh sponsor dari Perusahaan Gas Negara dan Pusat Studi Energi UGM.

“Kami ingin memberikan solusi yang tidak hanya bermanfaat sekarang, tapi juga berkelanjutan,” jelas Jati.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved