Gunungkidul Alami Deflasi 0,05 Persen Secara Month to Month, BPS: Harga Pangan Jadi Pemicu Utama
Kepala BPS Gunungkidul Joko Prayitno mengatakan komunitas makanan dan minuman memberikan andil terjadinya deflasi
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gunungkidul mencatat terjadi deflasi sebesar 0,05 Persen secara month to month pada Juli 2025.
Kepala BPS Gunungkidul Joko Prayitno mengatakan komunitas makanan dan minuman memberikan andil terjadinya deflasi secara m-to-m sebesar 0,11 persen.
"Dengan komoditas dominan yakni kacang panjang 0,06 persen, buncis 0,05 Persen, kangkung dan kelapa 0,03 persen, cabai hijau dan bayam 0,02 persen. Kemudian, ikan bandeng, sawi hijau, terong, ketimun, bawang putih, tempe, gula merah, dan labu Siam masing-masing 0,01 persen," ujarnya saat konferensi pers di kantor BPS Gunungkidul, pada Jumat (1/8/2025).
Dia menyebutkan faktor yang menyebabkan terjadinya deflasi adalah produksi hortikultura yang terlihat melimpah, seperti cabai hijau, bawang putih, bayam, sawi, kangkung, terong, hingga kacang panjang, labu Siam, hingga kelapa.
"Deflasi ini terjadi karena peningkatan produksi sejumlah komoditas holtikultura, seperti cabai hijau dibandingkan pada bulan sebelumnya. Kemudian, deflasi juga dipengaruhi dari komponen harga bergejolak seperti kelapa yang bulan lalu harganya sempat melonjak tinggi, namun bulan ini turun," terangnya.
Meskipun terjadi deflasi secara m-to-m, Joko mengatakan, secara year on year (y on y) Kabupaten Gunungkidul mengalami inflasi sebesar 2,66 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 107,75.
Adapun, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga dari indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki 3,38 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,80 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,89 persen, kelompok kesehatan 2,22 persen.
Kemudian, kelompok transportasi 0,72 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keunagan 0,01 persen, kelompok rekreasi, olahraga, budaya 0,22 persen, kelompok pendidikan 0,59 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman 1,08 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 9,29 persen.
"Meskipun pada Juli ini terjadi deflasi, namun secara umum perkembangan harga mengalami kenaikan. Di mana, IHK secara y-to-date menunjukkan tingkat inflasi sebesar 1,08 persen," urainya (ndg)
Sri Sultan HB X Harap PORDA DIY 2025 Jadi Ajang Pembinaan Atlet Berkelanjutan |
![]() |
---|
Gunungkidul Butuh Investor untuk Pembangunan SPBN di Pantai Sadeng |
![]() |
---|
Marak Keracunan MBG, Dinkes Gunungkidul Bereaksi, Orang Tua Khawatir: Anak Kami Jadi Taruhannya |
![]() |
---|
Atasi Masalah Narkoba, Ini Langkah Pemkab Gunungkidul dan BNNP DIY |
![]() |
---|
Mendekati Puncak Kemarau, BPBD Gunungkidul Sebut Belum Ada Permintaan Droping Air |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.