Program Warung Mrantasi di Kota Yogyakarta Diperluas, Sasar Pasar Sentul dan Prawirotaman

Program Warung Masyarakat Lan Pedagang Tanggap Inflasi (Mrantasi) di Kota Yogyakarta bakal diperluas menyasar Pasar Sentul dan Prawirotaman.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Joko Widiyarso
Dok. Disdag Kota Yogya
BEROPERASI - Salah satu Warung Mrantasi yang sudah beroperasi di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Program Warung Masyarakat Lan Pedagang Tanggap Inflasi (Mrantasi) di Kota Yogyakarta bakal diperluas menyasar Pasar Sentul dan Prawirotaman.

Sebagai informasi, Warung Mrantasi menjadi salah satu upaya pengendalian inflasi daerah dengan melibatkan para pedagang komoditas bahan pokok di pasar rakyat.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, mengatakan, Gerakan Mrantasi sudah diluncurkan sejak Mei 2024 silam.

Kemudian, pada Juli 2024, Warung Mrantasi mulai beroperasi di Pasar Beringharjo, dengan menggandeng 25 pedagang sebagai percontohan.

"Sekarang akan kita kembangkan di Pasar Prawirotaman dan Sentul, dengan melibatkan sebanyak 49 pedagang," katanya, Minggu (27/7/25).

Dijelaskan, Warung Mrantasi mengajak pedagang untuk sadar, patuh, dan tanggap dengan tidak menjual komoditas barang kebutuhan pokok di atas harga eceran tertinggi (HET). 

Sehingga, dalam pelaksanaanya di lapangan, dibarengi pula dengan edukasi terkait pengertian inflasi, hingga pengaruhnya terhadap ekonomi suatu daerah. 

Vero menyatakan, Disdag berkoordinasi dengan Bank Indonesia mengenai rencana mengadakan Sekolah Mrantasi, yang akan diluncurkan pada 28 Juli 2025. 

Targetnya, giat tersebut diikuti 160 orang, di mana pelaksanaannya bakal terbagi dalam 8 kelompok selama Juli-November 2025, sesuai zonasi komoditas masing-masing.

"Karena kami ingin tahu produknya dari mana dan seperti apa. Mungkin ini memang tidak serta merta mengurangi atau menurunkan inflasi daerah," ujarnya.

Menurutnya, potensi peningkatan inflasi akan muncul jika pedagang pasar rakyat yang jadi tempat kulakan masyarakat mengambil keuntungan terlalu besar

Dicontohkan, ketika harga jual di Pasar Beringharjo sudah terlampau tinggi, banderol pedagang ecer atau warung pun otomatis bakal semakin melejit.

"Jadi, paling tidak ini bisa mengedukasi para pedagang di pasar, supaya tidak selalu mencari keuntungan yang terlalu tinggi," tandas Kadisdag.

Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Disdag Kota Yogyakarta, Sri Riswanti, menyebut, rencana Warung Mrantasi di Pasar Prawirotaman melibatkan 23 pedagang dan di Pasar Sentul 17 pedagang. 

Pasar Prawirotaman dipilih untuk pengembangan Warung Mrantasi karena statusnya sebagai salah satu pasar pantauan harga komoditas.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved